Monday, October 7, 2019

KISAH GUNUNG RINJANI

Kisah Gunung Rinjani dan Sasak, Pesan Nabi Adam kepada Ratu Anjani.

Gunung Rinjani

        Suasana demikian terekam jika kita beranjangsana ke Sembalun Lawang yang menjadi pintu gerbang pendakian gunung yang memiliki ketinggian 3.726 Meter di atas permukaan laut (Mdpl) itu. Gunung Rinjani menjadi pusar bumi pulau yang dahulunya disebut Sunda Kecil karena posisinya yang berada tepat di tengah Pulau Lombok atau 'ibunya' Suku Sasak.
Sehingga tidaklah mengherankan keberadaannya memiliki nilai spiritualitas tersendiri bagi Suku Sasak, dan sampai sekarang masih dihormati serta dijaga Suku Sasak. Mereka percaya bahwa Suku Sasak berasal dari sana dan juga menjadi pusat peradaban.

      Dilansir Antara, penamaan Gunung Rinjani tidak terlepas dari Dewi Anjani, ibunya Hanoman yang dituturkan dalam berbagai versi penganut Islam di Lombok Barat maupun versi yang dituangkan dalam sejumlah naskah kuno berbahasa Sasak.
Pemangku adat Sasak di sekitar Pura Lingsar, Suparman Taufik (81) meyakini Raden Ayu Mas Dewi Anjani yang mendirikan kerajaan di Sembalun atau di kaki Gunung Rinjani sekaligus menyebarkan Islam di sana.

      Raden Mas Ayu Anjani itu beradik kakak dengan Raden Mas Abdul Malik dan Raden Mas Abdul Rauf, sama seperti Anjani, keduanya juga dipercaya menjadi penyebar agama Islam di tanah Lombok.
Ketiga beradik kakak itu berkaitan dengan tradisi Perang Topat (perang ketupat) di Pura Lingsar, Kabupaten Lombok Barat setiap bulan November dan Desember.
Buku Bunga Rampai Kutipan Naskah Lama dan Aspek Pengetahuannya, Museum Negeri Nusa Tenggara Barat menyebutkan Nama Gunung Rinjani sangat mungkin berasal dari kata Rara Anjani yang berubah menjadi Renjani dan selanjutnya menjadi Rinjani seperti yang dikenal saat ini, Sehingga tidaklah mengherankan di daerah Lombok Timur juga dapat ditemui Desa Anjani sebagai bukti bahwa masyarakat sangat menghormati dan menghargai nama tersebut.

      Di dalam Naskah Doyan Neda berbahasa Sasak yang sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia pada buku bunga rampai itu, menyebutkan:

  1. Takdir Allah ada ratu jin perempuan, julukannya, Ratu Mas Prawira, Dewi Anjani namanya, serta mempunyai anak ayam, jantan betina dua ekor besar sekali, kukunya terbuat dari melela, di puncak gunung itulah, ia bermain mancakar-cakar tanah, lalu terhamparlah bumi, di puncak gunung Rinjani, setelah lama kemudian.
  2. Dewi Anjani lalu berkeliling, banyak iringan, dan patih Songan, perjalanannya terhalang-halang saja, karena banyak pohon kayu, gelap gulita dan sunyi senyap, lalu berkatalah beliau, wahai paman patih agung kuberi nama pulau ini pulau Sasak, hatur patih memberitahukan sesuatu.
  3. Menurut pesan kakek tuanku sang Nabi, Nabi Adam itulah, tuan hamba disebutkan, menguasai jin seantero bumi, Pulau Lombok julukannya, menjadi induk (tempat menyusu) semua bumi, benar sekarang aku ingat itu, aku telah disuruh oleh kakekku si Nabi Adam, agar jin bangsawan, aku keluarkan dari alam jin, untuk menjadi manusia.
Teks yang tertuang dalam daun lontar itu bisa dikatakan bagaimana terciptanya manusia yang menghuni Pulau Lombok, Bait pertama itu membuktikan adanya proses geologi berupa pengikisan gunung dan bukit oleh kekuatan alam, bait kedua, menceritakan perjalanan Dewi Anjani bersama Patih Songan yang terhalang oleh pepohonan yang sangat rapat dan bersesakan sehingga pulau baru itu pun dinamainya Pulau Sasak (Sesak).
Bait ketiga menceritakan bahwa setelah pulau itu diberi nama pulau Sasak maka Patih Songan mengingatkan Dewi Anjani akan pesan kakeknya Nabi Adam. Nabi Adam berpesan kepada Dewi Anjani agar ia menjadi raja dari seluruh jin di dunia. Dan iapun dipesan untuk mengisi pulau yang dijuluki pulau sasak atau Lombok itu dengan mengubah sekelompok jin bangsawan menjadi manusia.

TEMPAT PERTAPA

Kampung Sasak Ende

      Pusat kosmos Budayawan L Satria Wangsa menyebutkan dalam masyarakat Sasak, Rinjani dipandang sebagai pusat kosmos yang termanifestasi dalam dimensi kepercayaan, ritus-ritus, dan mitologi-mitologi.
"Kawasan Puncak Rinjani sangat disakralkan masyarakat Sasak, ada keyakinan bahwa di sana adalah tempat bermukim Ratu Jin Dewi Anjani. Dalam mitologi Sasak Dewi Anjani laksana ibu yang menurunkan Suku Sasak," katanya seminar tentang Interpretasi Babad Lombok pada 23 Mei 2017 di Museum NTB.
Sebagian meyakini bahwa di Puncak Rinjani para ulama Waliyullah bermudzakarah pada waktu-waktu tertentu, bagi peminat ilmu-ilmu mistik, Rinjani merupakan tempat bertapa atau Nyenjariq yang paling baik untuk memperoleh ilmu-ilmu tersebut.
Bahkan umat Hindu memilih Danau Segara Anak sebagai lokasi penyelenggaraan Upacara Mulang Pekelem.
Dikatakan, di lingkar Rinjani di masyarakat-masyarakat adat juga sangat banyak dipraktikkan ritus-ritus berkenaan dengan pemuliaan alam. Di Sembalun ada upacara Nyayu-Ayu, di Lenek Upacara Rowah Gawah, di Selelos Benteq ada Memarek Bebekeq, di Gangga ada Muha Tahun-Muja Balit.
"Prosesi-prosesi adat juga hampir merata ada kita temui di komunitas-komunitas adat di lingkar Rinjani. Pun aturan-aturan adat yang disebut awig-awig yang berfungsi menjaga kelestarian alam, banyak diberlakukan di kawasan ini," katanya.
Karena itu, kata dia, tidak dapat disangkal lagi Rinjani menempati posisi sentral dalam masyarakat Sasak, Rinjani merupakan "pansek gumi" demikian ungkapan Orang Sasak. "Kalau panseknya kokoh maka bumi akan kokoh, tapi kalau panseknya goyah maka bumi khususnya Pulau Lombok akan goyah pula," katanya.
"Rinjani merupakan sumber dan penyangga kehidupan masyarakat Sasak, untuk itu melestarikan dan memuliakannya adalah tanggung jawab kita bersama.

















Thursday, October 22, 2015

RUMAHKU SURGAKU

MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL)
Food Reserved Garden


Kelurahan Mapak Belatung Kec. Sekarbela Kota Mataram dalam membangun Model Kawasan Rumah Pangan Lestari  (M-KRPL)  dibawah bimbingan BPTP NTB patut diacungi jempol. Setiap anggota berpartisipasi aktif dalam mengoptimalkan pemanfaatan pekarangan mereka, bahkan mereka saling berlomba menata pekarangan  agar tanaman tumbuh baik dan optimal.
Kepemilikan lahan pekarangan yang sempit  (<120 m2), tidak menyurutkan semangat masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan mereka. Menurut sumber, para anggota bertekad mengembangan M-KRPL di Mapak Belatung (sebagai satu-satunya  M-KRPL di perkotaan) agar tidak kalah dengan lokasi M-KRPL lain di wilayah pedesaan yang pekarangannya relatif lebih luas.
Kreatifitas mereka terlihat dari cara penataan tanaman, tidak hanya memanfatkan halaman depan  yang lebih luas, tetapi juga halaman samping, dan halaman belakang. Tanaman tidak hanya langsung ditanam di tanah tapi dipolybag dan pot sehingga lebih rapi dan menarik. Untuk Rumah Tangga yang memiliki lahan “sangat” sempit, mereka menempatkan tanaman di polybag lalu ditata di pinggir jalan dengan dipagari jaring untuk menghindari  gangguan hewan seperti ayam dan itik.
Selain memberikan manfaat sebagai sumber pangan dan gizi, M-KRPL juga memberikan manfaat berupa penambahan pendapatan dari penjualan hasil tanaman. Pada sisi yang lain suasana lingkungan di sekitar rumah menjadi lebih asri, sejuk dan segar. Meningkatnya jumlah tanaman akan menurunkan carbon dioksida (CO2) karena terserap oleh tanaman pada aktivitas fotosintesis.
M-KRPL juga menerapkan integrasi tanaman-ternak. Selama ini wilayah Mapak Belatung terkenal sebagai penghasil telur ayam, sehingga kotoran ternak (ayam dan itik) dapat dimanfaatkan menjadi kompos yang sangat baik sebagai pupuk bagi tanaman di pekarangan,  sehingga terjadi daur ulang energi di pekarangan. Selain tidak menimbulkan pencemaran juga menurunkan biaya pemeliharaan tanaman serta dapat menghasilkan produk tanaman organik.

AGRIBISNIS PERTANIAN



TUMPANGSARI CABAI

Sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak merasakan dampak langsung dari perubahan iklim,  diantaranya  adalah  meningkatnya populasi hama penyakit, kekeringan, hujan yang terus-menerus dan perubahan lainnya,  yang kalau tidak bisa diantisipasi berujung pada kegagalan produksi pertanian. Oleh karenanya didalam merencanakan usahatani, teknologi yang dikembangkan hendaknya  memiliki ciri ketahanan terhadap iklim itu sendiri.  Dalam kaitan tersebut untuk pengembangan komoditas cabe didesain agar teknologi yang diterapkan memiliki ketahan terhadap perubahan iklim. Salah satu teknologi untuk mengantisipasi adanya serangan hama penyakit adalah melalui kultur teknis “tumpangsari”.
BTP NTB mencoba mengembangkan sistem tumpangsari melalui tiga model yaitu: cabe+bawang merah, cabe+kubis dan cabe+tomat.  Sistem tumpangsari tersebut khususnya ditujukan untuk mengendalikan serangan hama penyakit, agar serangan yang terjadi masih dalam taraf ambang ekonomi yang masih dapat ditolerir (tidak merugikan) usaha petani, sehingga meskipun dalam situasi iklim yang tidak menentu usahatani cabe tetap menguntungkan.  Sistem tumpangsari yang sudah dikenal sejak jaman nenek moyang kita, dalam kajian ini mendapatkan beberapa  sentuhan inovasi baru diantaranya adalah border tanaman jagung yang ditujukan sebagai perangkap hama Thrip, penanaman selasih yang ditujukan sebagai rephelent hama lalat buah, pembuatan sumur dangkal sebagai sumber penyemprotan air bersih pada pertanaman setelah hujan turun (khususnya hujan turun di malam hari), varietas unggul baru dan posisi bentuk ajir.
Untuk mendesiminasikan kegiatan pengkajian sistem tumpangsari telah dilakukan temu lapang “Sistem Tumpangsari Cabe” pada, 9 Agustus 2012 di Dusun Mendagi, Desa Beleke, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat yang dibuka oleh Pjs Kepala BPTP NTB Ir. Sofyan Souri  dengan menghadirkan 10 penyuluh, 55 petani cabe se Kabupaten Lombok Barat, 1 staf dari Badan Penyuluhan Pertanian Kabupaten Lombok Barat, Koordinator penyuluh Kecamatan Gerung, 5 orang supplier sayuran ke Indofood, satu orang pengusaha saprodi dan para peneliti dan penyuluh BPTP NTB. Acara temu lapang juga diliput TVRI NTB sebagai bahan siaran “Desa Membangun” Dari hasil  observasi lapang tentang keragaan tanaman dalam sistem tumpangsari, beberapa petani dan penyuluh  merespon baik. Dalam acara diskusi antara lain ditanyakan varietas Phipipines dan teknologi yang adaptif untuk bawang merah, pengendalian hama Crossy pada kubis, pengendalian layu pada cabe dan tomat. Beberapa strategi antisipasi adanya over produksi dan turunnya harga jual cabe yang diterima petanipun juga tidak luput dari bahan diskusi. Usulan solusinya  antara lain dengan memberdayakan assosiasi petani cabe, lembaga informasi pemasaran cabe, dan sebaginya. Dengan bergeraknya waktu acara diskusi berlangsung semakin menghangat hingga fenomena pergeseran fungsi lahan pertanian subur yang beralih fungsi menjadi fasilitas umum, perumahan, perkantoran dan perniagaan di Kabupaten Lombok Barat pun tidak luput dari sorotan para petani yang mengkhawatirkan merebaknya fenomena tersebut.

Wednesday, March 6, 2013

Putri Nyale - zazaq lombok


PUTRI NYALE
Putri Mandalika, Asal Mula Upacara Bau Nyale (Lombok - Nusa Tenggara Barat)

Kabupaten Lombok Tengah adalah salah satu daerah Tingkat II di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Di daerah ini banyak sekali terdapat kawasan wisata pantai yang sangat menarik dan ramai dikunjungi oleh para wisatawan, baik wisatawan lokal maupun wisatawan asing. Kawasan tersebut adalah Pantai Seger Kuta, selong blanak, Kaliantan, senggigi, tiga gili dan banyak lagi pantai-pantai yang lain. Khusu untuk pantai Seger Kuta yang terletak di bagian Selatan pulau Lombok, kira-kira 65 kilometer dari kota Mataram. Keindahan pantai ini membuat para wisatawan menjadi kagum menyaksikan panorama alamnya. Airnya yang jernih dan tenang menjadikan pantai ini sangat ideal untuk berenang.
Selain keindahan alamnya, Pantai Seger Kuta juga memiliki daya tarik lain yang tidak kalah eksotisnya bagi para wisatawan. Setiap setahun sekali, yaitu antara bulan Februari dan Maret, di tempat ini diselenggarakan sebuah pesta atau upacara yang dikenal dengan Bau Nyale. Kata bau berasal dari bahasa Sasak yang berarti menangkap, sedangkan kata nyale berarti sejenis cacing laut yang hidup di lubang-lubang batu karang di bawah permukaan laut.
Pesta Bau Nyale adalah sebuah peristiwa dan tradisi yang sangat melegenda dan mempunyai nilai sakral tinggi bagi suku Sasak, suku asli pulau Lombok. Keberadaan pesta Bau Nyale ini berkaitan erat dengan sebuah cerita rakyat yang berkembang di daerah Lombok Tengah bagian Selatan, tepatnya pada masyarakat Pujut, sebuah kecamatan yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Lombok Tengah. Cerita tersebut mengisahkan tentang seorang putri yang sangat arif dan bijaksana, namanya Putri Mandalika. Ia adalah putri dari seorang Raja yang pernah memerintah di negeri Lombok. Wajahnya yang elok, tubuhnya yang ramping dan perangainya yang baik, membuat para pangeran dari berbagai negeri berkeinginan untuk memperistrinya. Setiap pangeran yang datang melamarnya, tidak ada yang ditolaknya. Namun, antara pangeran yang satu dan pangeran yang lainnya tidak menerima jika sang Putri yang cantik jelita itu diperistri oleh banyak pangeran. Hal inilah yang akan menimbulkan terjadinya perang antara pangeran yang satu dengan pangeran yang lainnya. Hal ini pulalah yang membuat Putri Mandalika merasa gelisah. Ia selalu termenung memikirkan bagaimana cara agar pertumpahan darah tidak terjadi. Apa yang akan dilakukan Putri Mandalika untuk menghindari terjadinya pertumpahan darah tersebut? Lalu, pangeran siapa yang berhasil memperistrikan Putri Mandalika? Untuk mengetahui jawabannya, ikuti kisahnya dalam cerita Putri Mandalika: Asal Mula Bau Nyale berikut ini.
Alkisah, pada zaman dahulu kala, di pantai Selatan Pulau Lombok, berdiri sebuah kerajaan yang bernama Tunjung Bitu.[1] Kerajaan tersebut diperintah oleh seorang Raja yang bernama Raja Tonjang Beru dengan permaisurinya, Dewi Seranting. Tonjang Beru adalah seorang raja yang arif dan bijaksana. Seluruh rakyatnya hidup makmur, aman dan sentosa. Mereka sangat bangga mempunyai raja yang arif dan bijaksana itu. Raja Tonjang Beru memiliki seorang Putri yang cantik jelita, cerdas dan bijaksana, namanya Putri Mandalika. Di samping cantik dan cerdas, Putri Mandalika juga terkenal ramah dan sopan. Tutur bahasanya sangat lembut. Seluruh rakyat negeri sangat sayang terhadap sang Putri.
Kecantikan dan keelokan perangai Putri Mandalika sudah tersohor ke berbagai negeri, bahkan sampai ke negeri seberang. Para pangeran dari berbagai kerajaan juga telah mendengar berita tersebut. Setiap pangeran yang melihat kecantikan dan keanggunan sang Putri menjadi mabuk kepayang. Seakan telah terjadwalkan, para pangeran tersebut datang secara bergantian untuk melamar sang Putri.
Suatu keanehan pada diri Putri Mandalika. Setiap pangeran yang datang melamarnya, tak satu pun yang ia tolak. Namun, para pangeran tersebut tidak menerima jika sang Putri diperistri oleh banyak pangeran. Maka mereka pun bersepakat untuk mengadu keberuntungan melalui peperangan. Siapa yang menang dalam peperangan itu, maka dialah yang berhak memperistri sang Putri.
Suatu hari, berita tentang akan terjadinya peperangan antara beberapa kerajaan sampai pula ke telinga Raja Tonjang Beru. Sang Raja segera memanggil putrinya untuk membicarakan masalah tersebut. “Wahai, Putriku! Ayahanda mendengar bahwa di negeri ini akan terjadi malapetaka besar. Seluruh pangeran yang pernah datang melamarmu akan mengadakan perang. Mereka bersepakat, siapa yang menang dalam perang itu, dialah yang akan menjadi suamimu,” kata sang Raja kepada putrinya.
 “Putri sudah mendengar berita itu, Ayahanda,” jawab sang Putri dengan tenang. “Lalu, apa yang akan kita lakukan agar pertumpahan darah itu tidak terjadi?” tanya sang Raja khawatir. “Maafkan Putri, Ayahanda! Ini semua salah Putri, karena telah menerima semua lamaran mereka. Jika Ayahanda berkenan, izinkanlah Putri yang menyelesaikan masalah ini,” pinta sang Putri. “Baiklah, Putriku!” jawab sang Raja penuh keyakinan.
Setelah berpikir sehari-semalam, sang Putri pun menemukan jalan keluarnya. Pada awalnya, sang Putri berniat memilih salah satu dari puluhan pangeran yang melamarnya sebagai suaminya. Namun, niatnya itu ia batalkan setelah memikirkan resikonya. Jika ia memilih satu di antara beberapa pangeran sebagai suaminya, tentu pangeran yang lainnya merasa iri. Hal ini tentu akan menimbulkan pertumpahan darah. Oleh karena itu, tidak ada pilihan lain bagi sang Putri. Ia pun memutuskan untuk mengorbankan jiwa dan raganya. Tekadnya tersebut sudah tidak bisa ditawar lagi. Ia sudah siap merelakan jiwanya demi menghindari terjadinya peperangan yang akan memakan korban yang lebih banyak.
Namun, sebelum melaksanakan niatnya, sang Putri harus melakukan semedi terlebih dahulu. Dalam semedinya, ia mendapat wangsit agar mengundang semua pangeran dalam pertemuan pada tanggal 20, bulan 10 penanggalan Sasak), bertempat di Pantai Seger Kuta, Lombok Tengah. Semua pangeran yang diundang harus disertai oleh seluruh rakyatnya masing-masing. Mereka harus datang ke tempat itu sebelum matahari memancarkan sinarnya di ufuk Timur.     
Hari yang telah ditentukan tiba. Tampaklah pemandangan yang sangat menarik. Para undangan dari berbagai negeri berbondong-bondong datang ke pantai Seger Kuta. Orang yang datang ribuan jumlahnya. Pantai Seger Kuta bak gula yang dikerumuni semut. Bahkan, banyak undangan yang datang dua hari sebelum hari yang ditentukan oleh sang Putri tiba. Mulai dari anak-anak hingga kakek-nenek datang memenuhi undangan sang Putri di tempat itu. Rupanya mereka sudah tidak sabaran ingin menyaksikan bagaimana sang Putri yang cantik jelita itu menentukan pilihannya.
Pantai Sereg Kuta sudah penuh sesak oleh para undangan. Tak berapa lama, sang Putri yang sudah tersohor kecantikannya itu pun tiba di tempat dengan diusung menggunakan usungan yang berlapiskan emas. Seluruh undangan serentak memberi hormat kepada sang Putri yang didampingi oleh Ayahanda dan Ibundanya serta sejumlah pengawal kerajaan. Suasana yang tadinya hiruk-pikuk berubah menjadi tenang. Seluruh pasang mata yang hadir tercengang kecantikan wajah sang Putri. Tubuhnya yang dibungkus oleh gaun sutra yang sangat halus itu, menambah keanggunan dan keelokan sang Putri. Para pangeran sudah tidak sabar lagi menanti keputusan dari sang Putri. Masing-masing berharap dirinyalah yang akan dipilih sang Putri. Suasana semakin tegang. Jantung para pangeran berdetak kencang seakan-akan mau copot.
Tidak berapa lama, sang Putri melangkah beberapa kali, lalu berhenti di onggokan batu, membelakangi laut lepas. Di tempat ia berdiri, Putri Mandalika kemudian menebarkan pandangannya ke seluruh undangan yang jumlahnya ribuan itu. Rasa penasaran para hadirin semakin memuncak. Mereka semakin tidak sabaran ingin mendengarkan kata demi kata keluar dari mulut sang Putri yang menyebutkan salah satu nama dari puluhan pangeran yang ada di tempat itu sebagai pilihan hatinya.
Setelah pandangannya merata ke arah para undangan yang hadir, sang Putri pun berbicara untuk mengumumkan keputusannya dengan suara lantang dengan berseru, “Wahai, Ayahanda dan Ibunda serta semua pangeran dan rakyat negeri Tonjang Beru yang aku cintai! Setelah aku pikirkan dengan matang, aku memutuskan bahwa diriku untuk kalian semua. Aku tidak dapat memilih satu di antara banyak pangeran. Diriku telah ditakdirkan menjadi Nyale yang dapat kalian nikmati bersama pada bulan dan tanggal saat munculnya Nyale di permukaan laut.”
Mendengar keputusan sang Putri tersebut, para hadirin tersentak kaget, termasuk Ayahanda dan Ibundanya, karena sang Putri tidak pernah memberitahukan keputusannya itu kepada kedua orang tuanya. Belum sempat Ayahanda dan Ibundanya berkata-kata, tiba-tiba sang Putri menceburkan diri ke dalam laut dan langsung ditelan gelombang. Bersamaan dengan itu pula, angin bertiup kencang, kilat dan petir pun menggelegar. Suasana di pantai itu menjadi kacau-balau. Suara teriakan terdengar di mana-mana. Sesekali terdengar suara pekikan minta tolong. Namun, suasana itu berlangsung tidak lama.
Sesaat kemudian, suasana kembali tenang. Para undangan segera mencari sang Putri di tempat di mana ia menceburkan diri. Tidak ada tanda-tanda keberadaan sang Putri di tempat itu. Ia menghilang tanpa meninggalkan jejak sedikit pun. Tak lama kemudian, tiba-tiba bermunculan binatang kecil yang jumlahnya sangat banyak dari dasar laut. Binatang yang berbentuk cacing laut itu memiliki warna yang sangat indah, perpaduan warna putih, hitam, hijau, kuning dan coklat. Binatang itu disebut dengan Nyale.  
Seluruh masyarakat yang menyaksiksan peristiwa itu meyakini bahwa Nyale tersebut adalah jelmaan Putri Mandalika. Sesuai pesan sang Putri, mereka pun beramai-ramai dan berlomba-lomba mengambil binatang itu sebanyak-banyaknya untuk dinikmati sebagai tanda cinta kasih kepada sang Putri.
* * *
Cerita rakyat di atas merupakan cerita teladan yang mengandung nilai-nilai moral yang dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu nilai moral yang sangat menonjol dalam cerita di atas adalah sifat rela berkorban. Sifat ini tercermin pada sifat Putri Mandalika ketika ia rela mengorbankan jiwa dan raganya demi menghindari terjadinya peperangan antara beberapa kerajaan yang dapat mengakibatkan jatuhnya banyak korban jiwa. Ia lebih memilih mengorbankan jiwanya daripada mengorbankan jiwa orang banyak.
Selain itu, cerita rakyat di atas juga merupakan cerita yang telah melegenda di kalangan masyarakat Lombok Tengah yang menceritakan tentang asal-mula upacara atau pesta Bau Nyale (menangkap cacing), terutama di kalangan masyarakat suku-bangsa Sasak. Hingga kini, masyarakat setempat menyelenggarakan upacara Bau Nyale setiap setahun sekali, yaitu antara bulan Februari dan Maret.
Upacara Bau Nyale ini telah menjadi salah satu daya tarik yang banyak ditunggu-tunggu oleh para wisatawan mancanegara. Oleh karena itu, Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Tengah menjadikan upacara Bau Nyale ini sebagai aset budaya yang penyelenggaraannya telah menjadi koor event kegiatan budaya nasional.
Tradisi upacara Bau Nyale yang diwariskan secara turun-temurun oleh suku Sasak ini sudah ada sebelum abad ke-16 Masehi. Pada saat acara Bau Nyale akan dilangsungkan, sejak sore hari masyarakat setempat    beramai-ramai menangkap Nyale si sepanjang pesisir Selatan Pulau Lombok, terutama di Pantai Seger Kuta, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah. Sejak berkembangnya pariwisata, khususnya wisata pantai di Lombok, upacara Bau Nyale selalu dirangkaikan dengan berbagai kesenian tradisional seperti Betandak (berbalas pantun), Bejambik (pemberian cendera mata kepada kekasih), serta Belancaran (pesiar dengan perahu), dan tidak ketinggalan pula pementasan drama kolosal Putri Mandalika. Upacara Bau Nyale tersebut biasanya dihadiri oleh para pejabat daerah setempat hingga Provinsi Nusa Tenggara Barat, dan bahkan tidak sedikit yang datang dari Jakarta.
Upacara Bau Nyale sudah menjadi tradisi masyarakat setempat yang sulit untuk ditinggalkan, sebab mereka meyakini bahwa upacara ini memiliki tuah yang dapat mendatangkan kesejahteraan bagi yang menghargainya dan mudarat (bahaya) bagi orang yang meremehkannya.
Menurut keyakinan masyarakat Sasak, Annelida[2] laut yang sering juga disebut cacing palolo (Eunice Fucata) ini dapat membawa kesejahteraan dan keselamatan, khususnya untuk kesuburan tanah pertanian agar dapat menghasilkan panen yang memuaskan. Nyale yang telah mereka tangkap di pantai, biasanya mereka taburkan ke sawah untuk kesuburan padi. Selain itu, Nyale tersebut mereka gunakan untuk berbagai keperluan seperti santapan (Emping Nyale), lauk-pauk, obat kuat dan lainnya yang bersifat magis sesuai dengan keyakinan masing-masing.
Secara ilmiah, cacing Nyale yang pernah diteliti mengandung protein hewani yang sangat tinggi. Di samping itu, Dr. dr. Soewignyo Soemohardjo dalam penelitiannya menemukan bahwa cacing Nyale dapat mengeluarkan suatu zat yang sudah terbukti mampu membunuh kuman-kuman.
Secara sosial-budaya, berdasarkan sebuah survey di kalangan petani Lombok Tengah, bahwa 70,6 persen responden yang membuang daun bekas pembungkus Nyale (daun pembungkus pepes Nyale) ke sawah dapat menambah kesuburan tanah dan meningkatkan hasil pertanian penduduk setempat. Di samping itu, masyarakat setempat juga meyakini bahwa apabila banyak Nyale yang keluar, hal itu menandakan pertanian penduduk akan berhasil.
Namun yang terpenting dalam kegiatan Bau Nyale ini adalah fungsi solidaritas dan kebersamaan dalam kelompok masyarakat di Lombok Tengah yang terus mereka pertahankan, di samping melestarikan nilai-nilai tradisional dan budaya daerah mereka. 
(by. Lalu azis fitriadi /03/03-2013)

Friday, January 21, 2011

menaq zazag

SEJARAH GUMI SASAK

PENDAHULUAN

Gumi Sasak merupakan sebuah tempat bagi orang-orangSasak menggantungkan harapan dan kehidupannya. Di tanahtersebut, orang-orang Sasak melakukan serangkaian proseskehidupan dari generasi ke generasi dan melahirkan bagian-bagian penting yang harus diketahui oleh generasi mudanya. Kesuburantanahnya mampu menopang kehidupan orang-orang Sasak karenasumber air yang mengalir dari gunung Rinjani secara terus-menerus,sehingga menjadi berkah tersendiri bagi orang-orang Sasak.Dari beberapa catatan dan informasi, asal-usul suku Sasak yang mendiami pulau Lombok adalah ras Mongoloid di AsiaTenggara. Penemuan situs sejarah yang paling penting untuk mengetahui kehidupan prasejarah di Gumi Sasak adalah penemuan benda-benda arkeologis di Gunung Piring, Truwai, kecamatan Pujut kabupaten Lombok Tengah. Adapun yang ditemukan adalah periuk utuh, kereweng, kerangka manusia, sisa kulit kerang, arang, fragmenlogam dan binatang. Sumber informasi sejarah lainnya diperoleh dari cerita-cerita rakyat, babad lontar dan peninggalan berupa makam maupun masjid. Pada saat ini pulau Lombok didiami oleh percampuran antara suku Sasak dengan suku-suku dari Jawa,Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, Bali, dan Nusa Tenggara. Sebagiankecil lainnya terdapat masyarakat keturunan China dan Arab. Pada tahap selanjutnya, seiring dengan adanya berbagaimacam pengaruh dari luar, muncul sebuah aliran kepercayaan yang disebut Boda. Boda bukanlah agama Budha tetapi bertumpu pada aanasir Animisme, Dinamisme, Panteisme, dan Antropomorfisme.Oleh sebab itu, pemujaan dan penyembahan roh-roh leluhur dan berbagai dewa lokal lainnya merupakan fokus utama dari praktek keagamaan Sasak-Boda. Sementara agama Budha dan Hindumenjadi anutan nenek moyang suku Sasak setelah mereka berada di bawah kekuasaan Sriwijaya dan Majapahit. Pada saat itu kerajaanSriwijaya dan Majapahit memiliki pengaruh kekuasaan yang meliputiseluruh wilayah nusantara.

Sebagian besar penduduk Gumi Sasak adalah pemeluk agama Islam, sisanya penganut agama Hindu, Budha dan sebagian kecil beragama Kristen. Kehidupan antar umat beragama berjalan rukundan damai. Kegairahan umat Islam dalam menjalankan kehidupan beragama terlihat dalam membangun tempat peribadatan, sehinggahampir di seluruh tempat di pulau Lombok terdapat masjid. Itulahsebabnya pulau Lombok dikenal juga sebagai Pulau Seribu Masjid.Sebelum penyebaran agama Islam datang ke pulau Lombok,masyarakat Lombok percaya akan adanya roh-roh nenek moyang,kepercayaan ini disebut animisme. Selain itu, masyarakat juga percaya bahwa setiap benda memiliki kekuatan gaib, kepercayaan inidisebut dinamisme. Agama Islam berkembang dengan cepat di GumiSasak karena menggunakan pendekatan tasawuf dalam penyebarannya. Ajaran Islam tasawuf menjadi suatu ketertarikanutama bagi masyarakat suku Sasak karena pada umumnya ajaran inimengajarkan dimensi mendalam dalam pemahaman ketuhanan dankeagamaan. Ajaran Tasawuf ini pulalah yang kemudian menjadiacuan umum dalam membentuk sikap dan tindakan (perilaku)masyarakat Sasak. Di sisi lain pemahaman yang belum mendalamdan adanya pengaruh Hindu memunculkan Islam Wetu Telu. IslamWetu Telu merupakan sinkretisme (gabungan) dari ajaran Islam danHindu.Di dalam babad dan lontar, disebutkan beberapa kerajaanyang pernah ada di pulau Lombok. Diantaranya adalah: kerajaanDesa Lae', Suwung, Pamatan, Selaparang, Lombok, Mumbul, Pemokong, Bayan, Sokong, Langko, Penjanggik, Parwa, Kedaro,Karangasem Lombok (Singasari) dan Mataram. Beberapa kerajaanlainnya meliputi desa-desa (wilayah) kecil yang disebut Kedatuan.Di masa lalu, kehidupan masyarakat suku Sasak berada di bawah tekanan kaum penjajah (kerajan Bali, Belanda dan Jepang)dalam waktu yang sangat lama. Hal yang patut disyukuri kemudianadalah diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia padatanggal 17 Agustus 1945. Dalam prosesnya, negara baru Republik Indonesia terus mengalami berbagai, perubahan bentuk negara,hingga akhirnya kembali lagi ke dalam bentuk Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) pada tanggal 15 Agustus 1950. Kedua peristiwa itu merupakan tonggak penting dimana masyarakat Sasak mampu berdiri sebagai manusia-manusia merdeka seperti anak  bangsa lainnya.

ZAMAN PRASEJARAH DAN ASAL-MUASALPENGHUNI GUMI SASAK.
Banyak peristiwa- peristiwa penting yang terjadidi masa lalu hingga hari ini,akan tetapi sebagian besar  peristiwa-peristiwa tersebuttidak dicatat atau ditulis.Pada masa tersebut mungkinorang belum mengenal huruf atau budaya baca-tulissehingga tidak adaketerangan-keterangan yangditinggalkan secara tertulis. Sumber-sumber yang menjadi informasiadalah penemuan benda-benda arkeologis seperti penemuantengkorak, tulang-belulang manusia purba, alat-alat dan senjatasederhana serta jejak jejak yang ditinggalkan pada lingkungan alam(geologis). Masa itu disebut dengan zaman prasejarah. Sedangkanmasa setelah manusia mengenal tulisan sehingga berbagai peristiwadapat tercatat, disebut sebagai zaman sejarah.Kehidupan nenek moyang Gumi Sasak pada zaman prasejarah sangat menarik untuk dipelajari serta memiliki ciri khasyang berbeda dengan suku-suku lainnya di Indonesia. Kekhasantersebut dapat dilihat dari struktur dan model budaya yang kini berkembang. Berbagai penemuan-penemuan yang diperoleh olehmasyarakat belum mendapatkan jawaban karena memang belumdilakukannya penelitian dengan menggunakan teknologi tingkattinggi seperti radioisotop.Sampai saat ini, sumber informasi yang dapat dijadikansebagai kajian tentang perjalanan orang-orang Sasak sejak eksisnyadi pulau Lombok adalah melalui cerita-cerita rakyat, babad lontar,
barang-barang peninggalan masa lalu, dan hasil penemuanartefak/bukti arkeologis lainnya. Sementara cerita-cerita rakyat dan babad lontar ini secara keilmuan belum bisa dijadikan sebagai acuanilmiah untuk mengetahui tentang kebenaran sebuah peristiwa dalamsejarah.Penemuan-penemuan di Gunung Piring, desa Truwaikecamatan Pujut,.Lombok Selatan oleh Proyek Penggalian danPenelitian Purbakala Jakarta pada tahun 1976 sedikit banyak memberikan gambaran tentang tata-cara hidup serta sumber bahanmakanan masyarakat suku Sasak masa larnpau.Adapun penemuan-penemuan tersebut berupa periuk utuh,kereweng, kerangka manusia,. sisa kulit kerang, arang, fragmenlogam dan binatang. Selain penemuan arkeologis tersebut, jugaditemukan arca Budha Awalokiteswara, nekara dan batu nisan yang berhuruf China dan Arab. Penemuan-penemuan tersebut memberisinyalemen bahwa masyarakat suku Sasak masa lampau telahmenjalin hubungan yang intens dengan dunia luar. Dari penemuan benda-benda purbakala di Lombok Selatan dapat disimpulkan bahwakira-kira pada akhir zaman perunggu, pulau Lombok bagian selatantelah dihuni oleh.sekelompok manusia yang sama kebudayaannyadengan penduduk di Gua Tabon Vietnam Selatan, penduduk di PulauPallawan-Filipina, penduduk di Gilimanuk Bali, dan penduduk diMalielo-Sumba. Menurut Drs. M. M. Sukarto dan Prof. Solheim,guru besar di Universitas Hawai, kebudayaan di Gunung Piring itutermasuk ke dalam Shan Huyn Kalanny Tradition. Umum diketahui bahwa manusia purba di Indonesia merupakan jenis homo sapiens.Terdapat dua ras homo sapiens di Indonesia, yaitu ras Mongoloid danras Austromelanesoid. Adapun penyebaran kedua ras tersebut:
1.Ras Mongoloid, khusus sub ras Melayu-Indonesia, tersebar disebagain besar wilayah Indonesia terutama Indonesia yangterletak di bagian barat dan selatan antara lain Sumatera, Jawa,Bali, dan Lombok.
2.Ras Austromelanesoid, tersebar di wilayah Indonesia bagiantimur terutama Irian Jaya dan pulau-pulau sekitamya.

Nenek moyang suku bangsa Indonesia menyusuri lembah-lembah sungai di Vietnam dan Thailand sampai di SemenanjungMalaya. Kemudian dengan menggunakan perahu bercadik merekadatang ke nusantara, mendarat di Sumatera, Jawa, Kalimantan Barat,Bali, Nusa Tenggara termasuk Lombok sampai ke Flores danSulawesi Selatan.Berdasarkan penjelasan di atas, maka penghuni suku di pulauLombok berasal dari Asia Tenggara. Adapun kemudian penduduk  pendatang nusantara berasal dari Bali, Sulawesi Selatan, Jawa,Kalimantan, Sumatera, Maluku dan Nusa Tenggara Timur.
KEHIDUPAN ZAMAN PRASEJARAH DI GUMI SASAK 
Salah satu petunjuk tentang kehidupan masa lampau adalahadanya berbagai peninggalan, termasuk peninggalan berupa jejak geologis yang dapat diamati pada bentangan alam. Lokasi Belongas,Sekaroh dan lokasi sekitarnya merupakan wilayah berbatu kapur yang kini kurang subur dan ditumbuhi semak-semak lantana.Ketidaksuburan ini disebabkan oleh kebiftsaan nenek moyang sukuSasak pada masa meramu yang biasa hidup berpindah-pindah. Nenek moyang suku Sasak pada awalnya hidup berpindah-pindah dari satutempat ke tempat lainnya untuk mengumpulkan bahan makanan darihewan dan tumbuhan.Kemudian pada tahap selanjutnya nenek moyang suku Sasak  bermukim (bertempat tinggal) secara berkelompok. Hidupnya sudahlebih teratur dan membentuk pola-pola kepemimpinan di tempattinggalnya. Klasifikasi pemukiman masyarakat Sasak zaman prasejarah terdiri dari pemukiman di daerah pantai dan pemukimandi daerah pedalaman. Dijelaskan sebagai berikut:
1.Pemukiman di daerah pesisir pantai. 
Nenek moyarig kita yang tinggal di pesisir pantai mengambilmakanan dari pantai dan laut. Bukti tentang kelileradaannyaadanya alat yang ditemukan seperti jaring (kerakat), alat penangkap cumi-cumi dan adanya sisa kerang.
2Pemukiman di daerah pedalaman
Nenek moyang kita yang tinggal di daerah pedalaman (hutan)melqgambil bahan makanannya dari hutan maupun sungai-sungaiyang ada di dalam hutan. Adapun jenis alat yang telah ditemukandan kini disimpan di Museum NTB yaitu alat-alat berburu sepertitombak, jaring, serta kodong ipin yang digunakan untuk menangkap udang dan kodong lindung yang dipergunakan untuk menangkap belut

SISTEM KEPER CAYAAN
Kehidupan menetapmenimbulkan ikatan antaramanusia dengan alamsekitarnya. Dengan demikiannenek moyang orang Sasak (Lombok) percaya bahwasetiap benda memiliki rohyang disebut kepercayaananimisme.Bukti nenek moyang orang Sasak percaya adanya roh-rohnenek moyang adalah penemuan situs penguburan di Gunung Piringyang berada di daerah perbukitan. Menurut mereka, di bukit-bukityang tinggi tersebutlah roh nenek moyang bersemayam. Selain itu,mereka percaya bahwa setiap benda memiliki kekuatan gaib. Olehsebab itu, mereka menyembah dan memuja roh-roh agar tidak terjadi bencana alam.Salah satu alat upacara yang dipergunakan oleh nenpk moyang orang Sasak adalah nekara. Hal ini terbukti dengan adanya penemuan nekara di desa Pringgabaya pada tahun 1999. Akan tetapisangat disayangkan bahwa nekara tersebut rusak pada saat penggalian materi batu di wilayah tersebut. Nekara yaitu semacamtambur besar, bentuknya seperti dandang terbalik dan dijadikansebagai benda pusaka, dianggap suci dan dipuja pada waktumengadakan kegiatan upacara.
Seiring dengan semakin banyaknya pengaruh dari luar, makaintegrasi kepercayaan lokal dengan luar menimbulkan adanyasinkretisme dalam ajaran-ajaran yang telah dianut sehingga munculsistem kepe.rcayaan yang disebut Boda.Boda merupakan anasir atau unsur dari berbagai kepercayaan.Yaitu unsur dari animisme, yang percaya bahwa segala sesuatumempunyai roh, kemudian dinamisme, yang percaya bahwa setiapmakhluk memiliki kekuatan gaib, juga antropomorfisme yangmelakukan pengenaan ciri-ciri manusia pada binatang atau bendamati, serta politeisme yang percaya terhadap banyak Tuhan.Pengaruh sinkretisme di dalam kepercayaan Boda ini, masih bertahanhingga pertengahan abad ke 20 ini, yaitu masih mempercayai adanyakekuatan makhluk supernatural. Makhluk tersebut antara lain:
1. Betara Guru
  Yaitu raja dewa-dewa yang menurunkan raja-rajaLombok.
2. Bidadari
  Yaitu sebangsa dewi yang hidup di Madya antaraawang-awang.
3. Bebodo' 
  Yaitu sebangsa hantu yang berkeliaran bila magrib tiba,terutama pada malam Jum'at. Itulah sebabnya pada saat-saat itu,anak-anak dilarang bermain-main. la suka menyembunyikan anak kecil yang diberi makan ulat. Untuk menemukannya dipukulkan parang buntung.
4. Bake' 
  Juga sebangsa hantu yang sangat jahat membuat manusiasakit. Tempat tinggalnya dihutan, batu-batu besar dan pohonkayu yang rindang. 
5.Belata' 
Sama halnya dengan bake', hanya perbedaannya belatamakan orang. 
6. Bebai
Sejenis makhluk halusyang kecil, tidak semua orangdapat melihatnya. Bebaidipelihara oleh selak. 
7.Sela' 
Sebenarnya bukanlah makhluk halus melainkan manusia biasa. Seorang dapat menjadi sela disebabkan memilikiilmu sejenis sihir. Oleh sebab itu, ia dapat menjadi sesuatu sesuaikehendaknya. Ada juga orang menjadi sela' karena keturunan,demikian juga orang yang beristrikan sela', maka ia menjadi sela'.Jenis sela' ada dua yaitu :
a.Sela' Beleq 
kekuatannya lebih besar dan lebih hebat dalam menghancurkan kekuatan lawan. Umumnya memakan bangkai dan kotoran manusia. 
b.Sela' Bunga
hidupnya di angkasa dan selalu mencari musuh di malam hari. Sela' bunga tidak memakan makanan yang kotor seperti halnya sela' beleq.

ZAMAN KUNO GUMI SASAK 
Pada periode akhir zaman prasejarah, masyarakat GumiSasak telah mulai mengenal kehidupan secara teratur. Nenek moyangorang Sasak melakukan hubungan dengan dunia luar sehingga berbagai peralatan semakin berkembang dengan adanya sating tukar-menukar barang, mulai dari barang-barang untuk melengkapikebutuhan hidup sehari-hari hingga perhiasan. Benda-benda darihasil temuan tersebut merupakan kekayaan budaya material yangdapat menggambarkan tentang aktivitas dan kreativitas kehidupanmasa lalu.Penemuan lain seperti, piring porselin dan buli-buli,menunjukkan adanya hubungan masyarakat gumi Sasak denganChina. Piring porselin tersebut diperkirakan berasal dari abad XII Msampai dengan abad XIII M pada masa Dinasti Sung. Sedangkan buli-buli berasal dari masa Dinasti Yuan abad XIII M dan XIV M.Selain itu, ditemukan juga kedudeng, yang biasa dipergunakansebagai perhiasan pada masyarakat desa Bayan. Hal ini sangatlah beralasan karena bangsa China telah menguasai jalur perdaganganlaut. Perdagangan lewat jalur laut memungkinkan terjadinya arusdagang dalam jumlah besar sehingga barang-barang yang berasaldari China juga banyak ditemukan di Gumi Sasak.Penemuan batu nisan yang bertuliskan huruf China dan Arabdi Pringgabaya masih belum menunjukkan jawaban yang pasti
tentang hubungan China dengan Islam di Gumi Sasak karena belumadanya kajian secara khusus tentang hal tersebut.
PENGARUH HINDU-BUDHA
Dalam kehidupan yang lebih teratur, nenek moyang kitamenerima berbagai pengaruh baik yang berasal dari pengaruh agamaBudha maupun pengaruh dari agama Hindu. Pengaruh Agama Budhatelah dapat diketahui sejak awal keberadaan kerajaan-kerajaan yangada di Indonesia seperi Kutai, Tarumanegara dan Sriwijaya. Ketikakerajaan Sriwijaya berkuasa, pulau Lombok (Gumi Sasak)disebutkan sebagai wilayah kekuasaannya. Adapun wilayah.kekuasaan Sriwijaya meliputi: Sin-to (Sunda), yang berbatasandengan Yong-ya-lu (Jenggala); Batas Suchi-ton (Sriwijaya), adalahSuito. Disamping kekuasaan Yong-ya-lu juga Ta-ban (Tumapel),Pohu-yuan, Ma-teng (Medang), Hsi-ning, Teng-che, Ta-kang, Huan-ma-chu, Ma-li (Bali) Niu-lun (Lombok), Tan jung-wu-lo (TanjungPura, Kalimantan), Ti-wu (Timor), Peng-ya-i (Banggai, Sulawesi),Wa-nu-ku (Maluku)Bukti konkrit adanya pengaruh agama Budha di Gumi Sasak adalah:
1.Temuan empat buah arca Budha dari perunggu pada tahun 1960di Lombok Timur tepatnya di Batu Pandang, kecamatanPringgabaya, Lombok Timur. Keempat patung Budha tersebutkini disimpan di Museum Nasional Jakarta. Dua di antara patungtersebut dikenal sebagai Tara dan Awalokiteswara. Menurut Dr.Soekmono, satu diantaranya mirip dengan patung Budha yangterdapat di candi Borobudur berasal dari abad IX M danX M.
2.Penemuan sebuah genta di Pendua, desa Sesait, kecamatanGangga Lombok Barat. Genta yang ditemukan terbuat dari perunggu, bentuknya menyerupai stupa dengan tangkai bagianatas diberi hias wajra berujung lima. Wajra adalah tanda dewaIndra atau tanda pendeta Budha.Setelah runtuhnya kerajaan Sriwijaya, maka muncullahkerajaan Majapahit. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan keruntuhan Sriwijaya, diantaranya adalah: serangan dariColomandala di India, daerah kekuasaan di Semenanjung Malayamelepaskan diri, munculnya Kertanegara sebagai raja Singasari yang bercita-cita menyatukan nusantara, serta adanya ekspedisi Pamalayutahun 1275 M.Kerajaan Majapahit Merupakan kerajaan yang bercorak Hindu terbesar dan memiliki pengaruh sangat luas di nusantara.Keberadaan pulau Lombok (Gumi Sasak) sendiri tertulis dalam kitab Negara Kertagama karya Mpu Prapanca pada zaman kerajaanMajapahit. Nama pulau Lombok disebutnya dalam Sarga XIII danXIV dengan perincian sebagai berikut: "Jawa, Sumatera, Kalimantan,Semenanjung Malaya, Maluku, Nusa Tenggara, Sulawesi dan IrianJaya. Sesudah gurun maka sampailah kita ke daerah pulau Lombok Mirah Sasak yang utama".Sebagai wilayah kekuasaan Majapahit, maka pengaruh agamaHindu berkembang juga di Gumi Sasak. Hal itu dibuktikan melalui:
1. Temuan Arca Siwa Mahadewa Tahun 1950, di Batu Pandang,Desa Sapit Kecamatan Pringgabaya, Lombok Timur. Arcatersebut bergaya Jawa-Tengahan abad IX M.
2.Adanya tradisi (lisan?) masyarakat Pujut yang menyatakan bahwa asal usul nenek moyang mereka berasal dari Majapahit melalui Raden Mas Mulia. Raden Mas Mulia kawin dengan putri Dewa Agung Putu Alit dari Klungkung bernama Dewi Mas AyuSupraba. Dari Bali, Mas Mulia berangkat menuju Lombok disertai 17 keluarga dan menetap di Pujut.

KERAJAAN TERTUA GUMI SASAK 
Kerajaan-kerajaan yang pernah berkuasa di Pulau Lombok  pada masa lampau adalah sebagai berikut: ,
  • Menurut babad Lombok kerajaan tertua di Lombok terletak di desa Lae' diperkirakan di sekitar Sambelia. Beberapa tahun pindah dan membangun negeri baru yang disebut Pamatan di kecamatanAikmel. Ketika meletusnya gunung Rinjani, penduduk kerajaan ini terpencar-pencar antara lain ada yang ke Batu dendeng kemudian Suwung yang terletak di sebelah utara Perigi. Rajanya bernama Batara Indra. Setelah itu lahirlah kerajaan Lombok yang dipimpin oleh Raden Maspahit.
  • Sumber lain mengatakan,bahwa setelah kerajaan Lombok dihancurkan oleh tentara Majapahit, Raden Maspahit melarikan diri ke dalam hutan,dan sekembalinya tentara ituRaden Maspahit membangun kerajaan baru yang bernama Batu Parang yang kemudian terkenal dengan nama Selaparang.
  • Sumber yang lain lagimengatakan bahwa pada abad keXIII M disebutkan kerajaanPerigi yang dibangun oleh sekelompok transmigran dari Jawa di bawah pimpinan Prabu Inopati. Ketika Majapahit mengirimkan ekspedisinya ke pulau Bali tahun 1343Mditeruskan ke Lombok di bawah pimpinan Empu Nala untuk menaklukkan Selaparang. Setelah.berhasil ditaklukkan, Gadjah Mada sendiri datang ke Lombok yang saat itu dikenal dengan nama Selapawis. Kedatangan Gadjah Mada ke Lombok ditulis dalam sebuahmemori yang disebut Bencangah Pinan. Sejak kehancuranSelaparang Hindu, muncul kerajaan-kerajaan kecil di pulauLombok, diantaranya adalah kerajaan Mumbul yang berpusat di Labuhan Lombok
Kira-kira pada abad IX M sampai abad ke XI M di Lombok  berdiri satu kerajaan bernama kerajaan Sasak (diketahui dari kentongan perunggu di Punjungan Tabanan). Mengenai bentuk dan susunan pemerintah kerajaan ini tidak diketahui dengan pasti.Kentongan tersebut merupakan peringatan kemenangan NegaraSasak atas Bali yang kira-kira dibuat setelah jaman Anak Wungsu (1077 M).5.

Kerajaan Kedaro, merupakan kerajaan yang terletak di Belongas,rajanya bernama Ratu Maspanji berasal dari Jawa, kemudian pindah ke Pengantap dengan nama kerajaan Samarkaton.Peninggalan kerajaan ini ialah pakaian kerajaan yang disimpanoleh Amaq Darminah di Belongas. Demikian pula alat-alatupacara seperti gong, saat ini masih tersimpan di Penujak.Kerajaan ini berakhir ketika terjadi serangan dari kerajaanLangko yang dipimpin oleh Patih Singarepa dan PatihSingaulung

ASAL-USUL NAMA SASAK LOMBOK  
A. ASAL NAMA SASAK DAN LOMBOK 
Sasak dan Lombok memiliki arti yang beraneka ragam.Adapun arti Sasak dan Lombok dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Sumber lisan: Sasak, karena zaman dahulu ditumbuhi hutan belantara yang sangat rapat.
2. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan PengembanganBahasa: Sasak diartikan buluh bambu atau kayu yang dirakitmenjadi satu.
3. Kitab Negarakertagama (Decawanana): Sasak dan Lombok dijelaskan bahwa Lombok Barat disebut Lombok Mirah danLombok Timur disebut Sasak Adi.
4. Dr. C.H. Goris: "Sasak berasal dari bahasa Sansekerta (Sak = pergi dan Saka = asal). Jadi Orang Sasak adalah orang yangmeninggalkan negerinya dengan menggunakan rakit sebagaikendaraannya. Orang yang pergi: tersebut dimaksudkan adalahorang Jawa. Hal ini dibuktikan dengan adanya silsilahpara bangsawan dan juga hasil sastra digubah dalam bahasa JawaMadya dan berhuruf Jejawan (huruf sasak) ".
5. Dr Van Teeuw dan P. De Roo De La Faille: "Sasak berasal dari pengulangan tembasaq (kain putih) yaitu saqsaq sehinggamenjadi Sasak dan kerajaan Sasak berada di sebelah barat daya ".
6. Ditjen Kebudayaan Provinsi Bali: "Di Pujungan Tabanan Baliterdapatsebuah tongtong perunggu yang dikeramatkan bertuliskan "Sasak dana prihan, srih javanira ". Tongtong ituditulis setelah Anak Wungsu, sekitar abad ke- 12M.
7. Dalam babad Sangupati: "Lombok terkenal dengan nama PulauMeneng (sepi) ".
8. Steven van der Hagen: "Pada tahun 1603di Labuan Lombok  banyak beras yang murah dan hampir setiap hari dikirim ke Balisehingga pelabuhan Lombok dipopulerkan menjadi Lombok".
ampai akhir abad ke-19, pulau Lombok terkenal dengannama Selaparang. Kerajaan ini semula bernama Watu Parangkemudian berubah menjadi Selaparang. Dalam suatu memoar tentangkedatangan Gadjah Mada di Lombok, waktu itu pulau Lombok disebut Selapawis (bahasa kawi: sela berarti batu dan pawis berartiditaklukan). Jadi Selapawis berarti batu yang ditaklukan.

B.SASAK DAN LOMBOK SEBUAH SATU KESATUAN
Sasak dan Lombok mempunyai kaitan yang erat sehinggatidak dapat dipisahkan. Keduanya terjalin menjadi satu yang berasaldari kata Sa'sa'Loombo. Kata sa' artinya satu, dan lombo' artinyalurus. Dengan demikian, Sasak Lombok berarti satunya lurus atau"satu-satunya kelurusan".Selanjutnya dijelaskan arti dan makna Sasak Lombok ditinjaudari beberapa segi, antaralain:
1. Segi Bahasa.Bahasa sasak sangat sederhana, paling banyak hanya terdiridari dua suku kata. Cukup dengan menambahkan kata "timur" atau"barat", dan "utara" atau "selatan". Contoh, mamben lauq, mambendeye. Kemudian apabila di tempaf itu berdiri sebuah pohon, misalnya pohon asam, maka dusun yang dicarikan nama itu, cukup dinamakandengan "Dasan Bagik" (bagik = asam),
2. Segi keyakinan dan bermasyarakat.Suku Sasak bersandar pada Sa'sa' Lombo', sebagai sesuatuyang diyakini. Hal ini berpengaruh positif dalam hidup dankehidupannya. Adapun sikap-sikap yang dimaksudkah dalam hidup beragama yaitu : 
a. Penyerahan diri kepada Tuhan (Tauhid). 
b. Taat kepada Tuhan. 
c. Taat kepada pemerintah.
d. Taat kepada orang tua
Suku sasak sangat teguh memegang apa yang diajarkan kejujuransebelumnya begitupula dalam hidup bermasyarakat seperti :
a.Penyebaran Islam pada tingkat permulaan, yang shalat hanya para mubalig, karena mereka sangat taat dengan ajaran yang sudah diterimanya dari guru yang pertama tadi. Hal ini terbukti pada masyarakat yang dinamakan "Islam Wetu Telu". 
b.Penduduk Lombok sangat taat kepada orang tua (ibu bapak atauorang yang lebih dewasa). Jika orang tua telah memiliki pendapatatau saran, maka yang lainnya harus ikut pendapat atau sarantersebut.
c.Kejujuran atau kesederhanaan. Mereka beranggapan bahwa orangyang lebih tua dan patut lebih dihormati itu tidak akanmembohonginya. Itulah yang menjadi dasar bagi masyarakat"Waktu Telu" pada masa transisinya, bahwa untuk menjalankansyari'at agama, lebih banyak diserahkan pada para kyai dan pemangkunya.
3.Segi ketaatan kepada pemerintah.Orang sasak sangat taat dalam menjalankan ajaran agamanya.Adanya ajaran-ajaran taat kepada Tuhan, taat kepada Rasul dan taatkepada pemerintah, merupakan ajaran yang harus dijalankan.secaramurni dan apa adanya. Dalam hal ini nampak kelemahan bagimereka yang bulat-bulat menyerahkan persoalannya kepada seorang pemimpin. Kalaupun ada yang kemudian temyata menipunya,mereka juga tidak akan memberikan reaksi yang berlebihan. Paling- paling mereka akan menggerutu dan dalam bahasa sasak mengatakan: "la penje ia penjahit, ia pete id dait, bagus pete bagustedait, lenge pete lenge tedait".Dari penjelasan tersebut di atas maka dapat disimpulkannama suku dan pulau ini berasal dari Sa'sa'Lombo' menjadi "Sasak Lombok" yang artinya satu-satunya kelurusan. Sifat-sifat tersebuttercermin dalam sifat datu dan pemban pada masa lampau. Datu dan, pemban adalah sosok pemimpin yang mengayomi, mengemongrakyatnya. Pemimpinnya tidak mementingkan istana yang megah.Yang penting rakyatnya dapat makan. Hal tersebut merupakan salah atu alasan yang kuat mengapa bangunan istana raja, datu atau pemban tidak ditemukan di Gumi Sasak. Dengan demikian orang Sasak Lombok adalah orang-orang yang menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran (kelurusan).


MASUKNYA AGAMA ISLAMA.GUMI SASAK SEBAGAI PUSAT PERDAGANGAN
Sejak abad ke-13M, Labuan Lombok banyak dikunjungi para pedagang yang berasal dari Jawa, Palembang, Banten, Gresik danSulawesi. Dengan demikian agama Islam mulai memasuki Lombok.Mula-mula kedatangan mereka untuk berdagang, kemudian banyak diantara mereka yang bertempat tinggal dan menetap, bahkanmendirikan perkampungan-perkampung.an. Bukti konkritnya adalah,sampai sekarang masih dapat kita lihat bekas-bekasnya seperti perkampungan Bugis di Labuan Lombok.Ketika perdagangan rwnpah-rempah berkembang pesat padaabad ke-14 M, di Bali dan Lomkok sudah berkembahg perdagangansarung yang diangkut oleh kapal-kapal dari Gresik. Pedagang- padagang muslim telah melakukan pelayaran dan perdagangan disepanjang pantai utara.pul4u Jawa, selat Madura, pesisir timur pulauLombok, pulau-pulau Sunda Kecil hingga ke Maluku. Melaluisaluran perdagangan tersebut terbawa pubt kitab-kitab kesusasteraanyang bernafaskan Islam, seperti Roman Yusuf dan Serat Menak.Selain itu jugalmereka membawa al Qur'an untuk mengaji ditempatnya masing-masing.Kemudian terjadilah hubungan yang intens antara para pendatang dengan masyarakat suku Sasak. Dari hubungan tersebuttimbul rasa saling menghormati dan menghargai. Sadar atau tidak,terjadilah inkulturasi dalam berbagai bidang seperti budaya danagamq: yang dianggap baik dan cocok diterima, sedangkan yangtidak cocok ditinggalkan

MASUK DAN BERKEMBAGNNYA AGAMA ISLAM
Agama Islam masuk di bumi Selaparang tidak lama setelah runtuhnyakerajaan Majapahit.Keruntuhan kerajaanMajapahit sendiri lebihdisebabkan, oleh peberapafaktor, antara lain: tindakanGadjah Mada yangmemborong segalakekuasaan dan tidak mendidik kader-kadernya,adanya perang Paregreg sehingga menimbulkan kelemahan dikalangan pemerintahan pusat, penyerangan Girindrawardana dariMedang Kemulan, serta mulai masuk dan berkembangnya Islam dinusantara.Pada waktu itu sudah ada pedagang-pedagang muslim yang bermukim dan berniaga di Lombok kemudian mereka menyebarkanagamanya. Bukti yang paling eksplisit menjelaskan kedatangan Islamdi Lombok adalah babad Lombok yang menjelaskan bahwa SunanRatu Giri memerintahkan raja-raja Jawa Timur dan Palembang untuk menyebarkan Islam ke Indonesia bagian utara. Mereka yangditugaskan itu antara lain: Lembok Mangkurat dengan pasukannyadikirim ke Banjar, Datu Bandan dikirim ke Selayar, Makassar,Tidore dan Seram; Pangeran Perapen mengirim anak laki-lakinyauntuk berlayar menyiarkan Islam ke Bali, Lombok dan Sumbawa.Menurut Faille, setelah pasukan Pangeran Prapen mendaratdan turun dari kapal, dengan sukarela raja Lombok memeluk agamaIslam. Tetapi rakyatnya tetap menolak sehirigga terjadi peperanganyang dimenangkan oleh pihak Islam. Pendapat lain menyebutkan bahwa awal mulanya raja Lombok menolak kedatangan Islam,namun setelah pangeran Prapen menjelaskan maksudnya yaitu untuk menyampaikan misi suci dengan cara damai maka beliaupunditerima dengan baik, tetapi karena hasutan rakyatnya kemudian rajaLombok ingkar janji dan mempersiapkan pasukan sehingga terjadilah peperangan. Dalam peperangan itu, raja Lombok terdesak danmelarikan diri. Tetapi malang, Jayalengkara berhasil menangkapraja, lalu dibawa: menghadap ke Pangeran Perapen. Beliau kemudiandiampuni dan mengucapkark dua kalimah syahadat serta dikhitan.Masjid pun segera dibarpgun sedangkan Pura, Meru, Babi, danSanggah dimusnahkan. Seluruh rakyat. diislamkan dan dikhitan.Kecuali kaum wanita, penghitanannya ditunda atas permintaanSyahbandar Lombok.Setelah berhasil mengislamkan raja Lombok, Sunan Perapendengan pasukannya mengislamkan kedatuan-kedatuan lainnya sepertiPejanggik, Langko, Parwa, Sarwadadi, Bayan, Sokong dan Sasak (Lombok Utara). Hal ini terbukti dengan adanya peningalanarkeologis seperti masjid-masjid tua, makam-makam kuno dansebagainya. Pada beberapa kedatuan-kedatuan lainnya, sebagianmereka masuk Islam dengan sukarela, sebagian lagi masuk Islamdengan cara kekerasan seperti di Parigi dan Sarwadadi. Setelah itu beberapa tahun kemudian seluruh Lombok memeluk agama Islam,kecuali Pajarakan dan Pengantap.Perkembangan Islam yang sedemikian cepat ini disebabkan beberapa faktor: Periama, agama Islam dianggap demokratis. Kedua,ajaran Islam bukan merupakan ajaran yang asing lagi karena sudahlebih dahulu bercampur dengan anasir India. Ketiga, Penyebarannya berjalan secara damai karena melalui pereragangan dan perkawinan.Keempat, karena terjadinya kekosongan pegangan rohani rakyatakibat kemunduran Majapahit. Kelima, karena intensi kegiatan paraguru agama, ulama dan wali yang dianggap memberi manfaat yangnyata bagi kehidupan masyarakat.
SUNAN PRAPEN KEMBALI KE LOMBOK 
Sesuai dengan misi yang diemban dari Ratu Sunan Giri, makasetelah mengislamkan kerajaan-kerajaan lainnya di pulau Lombok,Sunan Prapen melanjutkan'penyebaran Islam ke Sumbawa, Dompu dan Bima. Sepeninggal Sunan Perapen, keadaan agama Islam diLombok sangat menyedihkan karena kaum wanitanya menolak memeluk agama yang baru itu. Hal ini sangatlah beralasan karenamasih kuatnya pengaruh agama sebelumnya dan juga adanya pengaruh kekuasaan Karangasem di Bali sebagai kerajaan yang kuatdan tangguh.Akibat timbulnya permasalahan ini kemudian. Sunan Prapenkembali lagi dan mendarat di Lombok melalui Sugian untuk menyerang penduduk yang masih kafir. Dalam penyerangan ini penduduk Lombok terpecah menjadi tiga bagian, yaitu, (1) kelompok yang melarikan diri dan mengungsi ke gunung-gunung lalu masuk hutan, mereka dikenal sebagai Orang Boda, (2) kelompok yangtakluk dan masuk Islam dikenal sebagai Waktu Lima, (3) kelompok yang hanya takluk di bawah kekuasaan Sunan Perapen dikenalsebagai penganut Wetu Telu.Rencana Sunan Perapen untuk mengislamkan pulau Baliterpaksa ditunda karena mendapat perlawanan dari Dewa AgungGelgel yaitu Dewa Agung Batu Renggong yang pada pertengahanabad ke-16 M berusaha membendung penyebaran agama Islam yangdilakukan oleh orang-orang Jawa dari arah barat maupun orang-orang Makassar dari arah timur. Oleh sebab itu, pengaruh kerajaanGelgel di bagian barat pulau Lombok lebih besar, sehingga SunanPrapen mendarat di pantai timur (Labuan Lombok).
PENYEBARAN AGAMA ISLAM DI BEBERAPA TEMPAT
1.Penyebaran Islam di BayanSekitar abad ke-16 M, penyebaranagama Islam jugamasuk melalui pantai utara Bayandan dari arah baratsekitar Tanjung.Pembawanyaadalah seorang yeikh dari Arab Saudi bernama Nurul. Rasyid dengan gelar sufinya Gaoz Abdul Razak. Makamnya torletak di kampungKuranji, sebuah desa pantai di barat daya Lombok. Gaoz AbdulRazak mendarat di Lombok bagian utara, di daerah Bayan. la pun menetap dan berdakwah Kompleks Masjid Bayan Bsieq disana. Beliau mengawini Denda Bulan yang melahirkanseorang anak bernama Zulkarnaen.Keturunan inilah yang menjadi cikal bakal raja-raja Selaparang.Kemudian Gaoz Abdul Razak mengawini lagi Denda Islamiyahyang melahirkan Denda Qomariah yang populer dengan sebutanDewi Anjani. Sunan Pengging, pengikut Sunan Kalijaga datangke Lombok pada tahun 1640 M untuk menyiarkan agama Islam(sufi). Ia kawin dengan putri dari kerajaan Parwa sehingggamenimbulkan kekecewaan raja Goa. Selanjutnya, raja Goamenduduki Lombok pada tahun 1640 M. Sunan Pengging yangdikenal sebagai Pangeran Mangkubumi lari ke Bayan. Salah satu bukti yang dapat dijadikan sebagai kajian tentang awal penyebaran agama Islam adalah masjid kuno Bayan Beleq.
2Islam di PujutSalah satu bukti yang paling konkrit penyebaran Islam didaerah Pujut adalah masjid kuno Rembitan. Bangunan inimerupakan prototipe masjid-masjid tua. Secara kronologisdiperkirakan dibangun sekitar abad ke-16 M. Tokoh legendaris penyebar agama Islam di daerah ini adalah Wali Nyatok. Masjiddi Rembitan sering dikaitkan dengan tokohn Wali Nyatok. Dalamtradisi lisan, Wali Nyatok dikenal sebagai penyebar agama Islamdi Lombok bagian selatan dan sekitarnya. Nama lain Wali Nyatok adalah Sayid Ali atau Sayid Abdurrahman. Sayang sekali pada batu nisannya tidak ada inskripsi yang menyebut namatokoh tersebut, meskipun dari segi tipologi nisan tersebuttergolong tua. Salah satu tokoh legendaris lainnya dalam penyebaran agama Islam adalah Pangeran Sangupati.Beberapa pendapat tentang Pangeran Sangupati sebagai berikut:
Pangeran Sangupati adalah putra Selaparang yang dianggapWaliyullah. Ia mengarang kitab Jatiswara,  Prembonan, Lampanan Wayang,Tasawuf dan  Fiqh . b. Pangeran Sangupati berasal dari Jawa yang sengaja berkelanauntuk menyebarkan agama Islam dan memiliki nama asli diJawa: Aji Datu Semu, sedangkan di Sumbawa dikenal dengannama Tuan Semeru.c.Pangeran Sangupati adalah tokoh agama Hindu yangmenyebarkan agama Hindu di kalangan umat Islam karena Islamyang dianut oleh para penduduk masih sangat lemah, maka beliaumenyebarkan agama Islam Waktu Telu (Wetu Telu) suatu bentuk  peralihan dari agama Boda tua ke agama Waktu Lima dan diadikenal dengan nama Pedanda Wau Rauh.Selain tokoh-tokoh tersebut ada juga yang disebut-sebutsebagai penyebar agama Islam di Lombok yaitu Al-Fadal.
MUNCULNYA ISLAM WETU TELU
Islam Wetu Telu (atau juga Waktu Telu) adalah sistemkepercayaan sinkretik hasil saling-silang ajaran Islam, Hindu, unsur animisme dan antropomorfisme (Boda). Tawalinuddin Haris,2002,menyarakan sinkretisme semacam itu tercermin pula pada sejumlahlontar yang ditemuKan di Lombok. Banyak diantara lontar tersebutyang dimulai dengan lafal "Bismillah" tapi selanjutnya memberikanajaran yang jelas jelas berdasarkan filsafat Hindu dan Budha. Olehkarena itu, mungkin ada benarnya juga ketika Vogellaesangmengatakan bahwa Islam Waktu Telu adalah agama Majapahit(Hindu dan Budha) yang sudah dibalut dengan ajaran Islam.Sinkretisme ini juga terjadi pada orang-orang Bali yangtinggal di Lombok, baik dalam hal bahasa, berpakaian bahkan dalamkegiatan keagamaan. Dalam sebuah upacara di Pura (odalan)misalnya, terdapat tembang "Turun Taun" yang biasanyaditembangkan oleh orang-orang tua etnis Bali dilombok seperti:
"M iaq sunggar siq galih belimbing, lolon waru sedin langan Silaqlumbar kaji ngiring, adeq aru rawuh ring Pure Sampai saat ini, komunitas Islam Wetu Telu masih terdapatdi kawasan Tanjung dan beberapa desa di kecamatan Bayan sepertiLoloan, Anyar, Akar-Akar, dan Mumbul Sari. Sedangkan dusun-dusunnya memusat di Senaru, Barung Birak, Jeruk Manis, DasanTutul, Nangka Rempek, Semokan dan Lendang Jeliti. Bahkan sisa-sisq, kepercayaan bahwa suatu benda memiliki fungsi magis masihtersisa sampai sekarang. Masyarakat yang berziarah di Loang Balok Lombok Barat misalnya, biasanya menggantungkan harapan padasesuatu (benda) dengan cara mengikat dan menganyam secarasederhana akar dari pohon beringin. Jika harapannya telah tercapai,maka ikatan dan anyaman yang telah dibuat tersebut dibuka kembali,apabila tidak dibuka biasanya dianggap bisa mendatangkan kesialandalam hidupnya.Selanjutnya kemunculan Islam Waktu Telu disebabkan olehhal-hal berikut:1.Akibat dari proses Islamisasi yang belum tuntas sebagai penyebab utama munculnya Islam Waktu Telu. Dengan rincian:a.Kedatangan Islam pada saat kuatnya kepercayaan tradisionalseperti animisme, dinamisme, antropomorlisme atau yangdisebut Boda. b.Dominasi ajaran Hindu Majapahit yang telah berakar kuat dimasyarakat.c.Para muballigh yang menyampaikan ajaran agama Islamterburu meninggalkan tempat tugasnya untuk menyebarkanagama Islam ke tempat lain seperti Sumbawa, Dompu, danBima, sementara para murid yang diserahi tugas melanjutkan pengajaran agama Islam belum tuntas atau belum cukupmemiliki wawasan keilmuan tentang Islam yang mendalam.d.Keenganan dan ketidakma,mpuan menafsir-kembangkanajaran Islam dengan lebih sistematis, rasional dan aktual.
2 Metode Dakwah yang sangat toleran dengan komitmen untuk tidak merusak adat istiadat setempat. Sikap toleran para mubalighterhadap kepercayaan lokal tradisional ini menimbulkan persepsitersendiri di kalangan masyarakat Sasak bahwa sejatinya ajaranIslam tidak berbeda dengan kepercayaan leluhumya. Bahkan terjadi perundingan antara Sunan Prapen dengan para pemuka diBayan yang melahirkan kesepakatan bahwa masyarakat akanmemeluk agama Islam dengan syarat mereka tetap dibiarkanmempertahankan adat budaya nenek moyang beserta segalainstitusi sosialnya. Hal ini sangatlah beralasan karena Islam khasJawa bawaari Sunan Prapen adalah ajaran Islam bercita rasasufisme-mistisisme yang sudah tentu sangat tpleran pada ajarannenek moyang, yang terpenting, secara substantif ajaran tersebutmampu mengantar manusia berhubungan dengan Tuhannya.
3Secara umum kebijakan politik keagamaan para penguasa Hindu-Bali di Lombok memang cukup menghambat proses-proses pembinaan keagamaan umat Islam. HA-hal tersebut diantaranyaadalah;a.
Menghalang-halangi umat Islam yang berangkat naik haji. b.Para tokoh masyarakat dan agama diadu domba melalui pola- pola sistematis seperti wanita Sasak yang kawin dengan laki-laki Hindu dipaksa untuk pindah ke agama suami ataumencampuradukkan keyakinannya.c.Mobilisasi judi di setiap desa. Kenyataan ini seringkalimenimbulkan kerancuan dan secara simultan menyuburkan berkembangnya Islam Waktu Telu.
4.Penyebaran agama Hindu juga secara aktif dilangsungkanmenyusul stmakin pudarnya keislamanpadamasyarakat Sasak.Terdapat juga seorang "misionaris"bemamaDanhyang Nirartha,seorang pendeta berkasta Brahmana yang.aktif beru~ahamenyebarkan Hindu berdasar mandat dari raja Bali. Dalam praktiknya, ia mencoba meramu antar unsur dalam ajaran Islam,Hindu, dan aliran kepercayaan tradisional (Boda) di masyarakatislam Sasak. Hal inilah yang memicu munculnya ajaran WetuTelu

TOKOH-TOKOH ISLAM PADA MASA PENJAJAHAN
1. Tuan Guru Haji Umar (Kelayu) Beliau terlahir pada tahun 1200 Hijriyah. Orang tuanya bernama Kyai Ratna yang terkenal karena sangat pemurah terhadapfakir miskin dan para musafir. Neneknya bernama Kyai Nurul Hudayang meninggal sewaktu shalat subuh dalam keadaan sujud. T.G.H.Umar sangat tekun memberikan bimbingan pengajian dari saturumah ke rumah yang lain. Beliau juga rajin mengaji kepada orangalim, cerdas dan shaleh. T.G.H. Umar Kelayu belajar ilmu-ilmuagama di pulau Lombok dan di tanah suci Mekah.Secara garis besarnya dapat dijelaskan sebagai berikut: padaawal mulanya beliau belajar membaca al Qur'an di Tanjung,kemudian ke Sekarbela pada T.G.H. Mustafa dan Haji Amin diSesela. Pada usia 14 tahun T.G.H. Umar diperintahkan ke Mekahuntuk naik Haji oleh ayahnya dan berangkat dari Labuhan Haji.DiMekah beliau berguru tentang hadits pada Syekh Mustafa Afifi,Syekh Abdul Karim, dan Syekh Zaenuddin Sumbawa sedangkan pelajaran sufi diperoleh pada seorang ulama di Madinah. Setelah 15tahun ia kembali ke kampung halamannya untuk memberikan berbagai ilmu yang telah diperolehnya dari Mekah.Murid-murid T.G.H. Umar yang termasuk ulama besar  banyak berasal dari luar Lombok antara lain: Haji Abdul Fatta dariPontianak, Haji Dana dari Palembang, Haji Nawawi dari Lampungdan Haji Abdurrahman dari Kedah Malaysia. Sedangkan yang berasal dari Lombok antara lain: Hall Rais dari sekarbela, HajiMohammad Saleh dari Bengkel, Haji Abdul Hamid dari Pejeruk Ampenan, Haji As'ari dari Sekarbela, Haji Abdul Karim dari Praya,Haji Malin dari Pagutan, Haji Syarafuddin dari Pancor dan HajiBadarul Islam dari Pancor. Selain T.G.H. Umar masih terdapatulama-ulama terkemuka lainnya dan menjadi sahabatnya antara lain:T.G.H. Sidik dari Karang Kelok, T.G.H. Ibrahim dari Tanjung Luar dan T.G.H. Muhammad dari Mertok. T.G.H. Umar kembali berangkat haji pada tanggal8Rabiul Akhir 1349 H. Beliau meninggal dunia di kampung Nispalul dan dimakainkan di Mu'allaMekah.
2. T.G. Muhammad Saleh (Lopan) Awal abad ke XX M dikenal sebagai era kebangkitan Islam.Seorang ulama Islam yang tidak kurang jasanya dalam pembinaandan pengembangan Islam di Gumi Sasak adalah T.G. MuhammadSaleh alias T.G. Lopan. Beliau terkenal sangat wara'dan tak kenalmenyerah dalam mengembangkan ajaran ushul fiqh di kalanganumat"Islam. Beliau juga mengembangkan ajaran sufi di Padamara,Sakra, Mesanggoh Gerung, Karang Kelok dan lain-lain.

3. T.G.H. Ali Batu (Sakra). T.G.H. Ali Batu berasal dari Sakra. Beliau sangat gigih memberikan pengajian-pengajian dan terkenal sangat alim. Selain beliau aktif dalam memberikan pengajian-pengajian, beliau juga banyak memimpin peperangan-peperangan antara orang-orang Sasak melawan kekuasaan Bali. Beliau meninggal saat peperangan tersebut.
4. T.G.H. Mustafa (Kotaraja). T.G.H. Mustafa adalah seorang tokoh penyebar agama dimasa penjajahan Belanda. Pada saat itu banyak terdapat orang-orangBali yang berdomisili di Kotaraja, tetapi beliau tanpa takut dan pantang mundur tetap memberikan pengajian-pengajian baik yang bersifat khusus maupun umum.
5.T.G.H. Badarul Islam (Pancor). T.G.H. Badarul Islam adalah salah satu tokoh yang sangat kharismatik. Beliau banyak memberikan pengajian-pengajian dan murid-muridnya pun banyak yang berasal dari berbagai tempat diGumi Sasak.
6. T.G.H. M. Shaleh Hambali (Bengkel). Nama kecil beliau adalah Muhammad Shaleh. Beliau merupakan putra bungsu dari delapan bersaudara pasangan Hambali dan Halimah. Muhammad Shaleh dilahirkan pada hari Jum'at tanggal7 Ramadhan bertepatan dengan tahun 1893Masehi. Kisah hidup beliau hampir mirip dengan kelahiran Rasulullah. Ketika beliaumasih dalam kandungan berumur 6 bulan, ayahnya dipanggilmenghadap Yang Maha Kuasa. Ketika beliau berumur 6 bulan,ibundanya tercinta menyusul ayahandanya dan beliaupun menjadiyatim piatu.Tuan Guru Haji Muhammad Shaleh Hambali mulai belajar mengaji pada usia 7 tahun. Beliau mengaji dengan teratur dan tekun pada salah seorang guru al-Qur'an yang ahli tajwid bernama Ramlialias Guru Sumbawa di desa kelahirannya di Bengkel. Setelah itu beliau melanjutkan pendidikannya ke Mekah al-Mukarromah sejak tahun 1912M sampai dengan 1921 M. Semasa di Mekah beliau berguru pada ulama fiqh, tafsir, tasawuf dan ilmu-ilmu agama yanglainnya.Adapun guru-guru beliau di Mekah adalah: Syekh Said AlYamani, Syekh Hasan Bin Syekh Said Al Yamani, Syekh AlawiMaliki Al Makki, Syekh Hamdan Al Maghrabi, Syekh Abdusatar Hindi, Syekh Said Al Hadrawi Makki, Syekh Muhammad Arsyad,Syekh Shaleh Bafadal, dan Syekh Ali Umairah Al Fayumi AlMishra.Selain belajar pada ulama di Mekah beliau juga belajar padaulama yang berasal dari Indonesia seperti T.G.H. Umar dariSumbawa, T.G.H. Muhammad Irsyad dari Sumbawa, T.G.H. Utsmandari Serawak, KH Muchtar dari Bogor, KH Misbah dari Banten,T.G.H. Abdul Ghani dari Bali, T.G.H. Abdurrahman dari Bali,T.G.H. Utsman dari Pontianak, T.G.H. Umar dari Kelayu, T.G.H.Abdul Hamid dari Pagutan, T.G.H. Asy'ari dari Sekarbela, danT.G.H. Yahya dari Jerowaru.Beberapa karya beliau seperti: Ta'lim Al Shibyan Bi GhayatAl Bayan berisi tentang tauhid, fiqh, tasawuf ditulis tahun 1354Hijriyah dicetak di Surabaya. Kitab Bintang Perniagaan (fiqh) ditulistahun 1376 Hijriyah dicetak di Surabaya. Kitab Cempaka MuliaPerhiasan Manusia (tulisan tangan) bersumber dari kitab Bidayat AlHidayah karya Imam Al Ghazali (Wasiat Al Mustafa, terjemahan wasiat dari Musthafa Rasulullah kepada Sayyidina Ali) berupatulisan tangan. Kemudian Mawa'id AZ Shalihiyah, sebuah kitabhadits ditulis tahun 1364 H dicetak di Surabaya. Kitab Intan BerlianPerhiasan Laki Perempuan berisi tentang fiqh keluarga ditulis tahun1371 Hijriyah diterbitkan di Surabaya. Beberapa lainnya, ManzalulAl Amrad tentang puasa, Hidayat Al Athfal tentang tajwid Al Qur'anatau nasehat kepada anak, dan Al-Lu'lu'A1¬Mantsur tentang hadits.Beberapa kepribadian beliau yang menunjukkan atas kesufiannyadapat dijelaskan sebagaimana penuturan murid beliau (T.G.H. IshaqHafid): "Datok adalah orang yang zuhud pada dunia, kekayaan yangdimiliki tidak membuat beliau lupa daratan, sebagian menjadi tanah wakaf milik pesantren. Beliau suka berbelanja membeli barang- barang kebutuhan bangunan madrasah, pergi ke sawah, semata-mata mengharap ridhaAllah.lidak tertipu oleh harta benda, harta itu dinafkah untuk kepentingan agama, beliau belanjakan untuk fakir miskin, anak yatim piatu, orang tua jompo, santri-santri yang kehabisan bekal, hidup beliau begitu sederhana, qana'ah, bersih, sukamemakai minyak wangi dan memakai pakaian putih".T.G.H.M. Shaleh Hambali wafat pada hari Sabtu tanggal 15Jumadhil Akhir bertepatan dengan tanggal 7 September 1968Masehi pukul 07.00 Wita. Sebelum wafat beliau berwasiat kepada keluargadan segenap santrinya, yang terurai dalam sebuah lintasan kalimatindah dan bermakna :
> Peliharalah persatuan dan kesatuan di antara sesamamu.
> Belajarlah pada guru yang beraliran Ahlussunnah wal-Jama'ah.
> Peliharalah Yayasan Perguruan Darul Qur'an dan usahakanlahagar berkembang lebih baik.T.G.H.M. Shaleh Hambali tak pernah pergi karena ilmu danamalnya terus mengalir dilestarikan oleh generasi berikutnya.
7. T.G.H. Muhammad Mutawalli Yahya A1 Kalimi (Jerowaru). Nama kecil Tuan Guru Haji Muhammad Mutawalli Yahya AlKalimi adalah Imran. Dilahirkan pada tahun 1921 M di kampungDirek, desa Jerowaru kabupaten Lombok Timur. Ayahnya seorangyang diberikan nama populer Guru Yahya atau Guru Yahye. Julukan guru diberikan kepada ayahandanya kar&a ia tekun, aktif dan rajinmenjadi guru ngaji. Sedangkan ibundanya bernama Inaq Nasar.Pengembaraannya dalam menuntut ilmu berawal dari pendidikankeluarga kemudian disekolahkan di sekolah Belanda Yolk School pada tahun 1927 M sampai dengan 1930 M. Setelah menyelesaikansekolah rakyat ia melanjutkan studi di Kediri Lombok Barat padasalah seorang Tuan Guru yang terkenal akan kesolehan dankeilmuannya yaitu Tuan Guru Haji Lalu Abdul Hafidz.Imran dikenal sebagai orang yang tekun, saleh dan cerdas.Pada saat belajar di Lombok Barat inilah Imran mulai bersentuhandengan kitab-kitab klasik yang membahas nahwu, sharaf, tauhid,ushul fiqh, dan fiqh. Kemudian sekitar tahun 1945 M, beliau berangkat ke Mekah al-Mukarromah. Setelah beliau pulang daritanah suci, beliau berkiprah melakukan pembinaan keluarga dalammembangun sumber daya manusia. Beliau juga dianggap mampumengubah pola pikir masyarakat yang menganut paham animisme,dinamisme dan pengikut ajaran Islam Waktu Telu yang masih berkembang luas di masyarakat.Tuan Guru Haji Muhammad Mutawalli Yahya A1 Kalimi juga berkiprah dalam berbagai bidang, terutama dalam pengembangan dunia pendidikan, seperti membuka majlis taklim,membuka lembaga pendidikan dasar seperti Lembaga Pendidikan Nahdlatul Awam, Pondok Pesantren Darul Aitam dll. Dalam bidangsosial beliau juga banyak berkiprah. Bersama masyarakat, beliau juga membuat jalan raya, jembatan, serta membangun panti sosial.Dalam bidang ekonomi beliau juga membangun pasar rakyat,membuka lahan pertanian. Sedangkan dalam bidang politik beliau juga mengikuti berbagai organisasi politik seperti Masyumi danGolkar.Tuan Guru Haji Muhammad Mutawalli Yahya Al Kalimiwafat pada tanggal 4 Rajab 1403H (4 April 1984 M) di Jerowaru,dan dimakamkan di dekat kediaman beliau. Lautan manusia berbondong-bondong membanjiri pemakamanbeliau, baik darikalangan pemerintahan maupun para alim ulama serta masyarakatumum.
8. T.G.K.H. Muhammad Zaenuddin Abdul. Majid (Pancor)Pada tahun 1937 Mdidirikan sebuah lembaga pendidikan Islam bernama Nahdlatul Wathan (NW) yangdikelola secara modem.Pendirinya adalah T.G.K.H.Muhammad Zainuddin AbdulMajid dari Pancor Lombok Timur. Beliau terkenal dengannama Maulana Syekh atauTuan Guru Pancor. Dalamusahanya mengembangkanIslam, ternyata beliau jugamendapatkan tentangan dari para ulama Islam lainnya. Paraulama tersebut beranggapan bahwa sistem pendidikan yang beliaukembangkan dianggap bid'ah.Sampai dengan kedatangan tentara Jepang di Gumi Sasak, perkembangan Nahdlatul Wathan sangat lambat karena mendapatkanhalangan dan tantangan dari berbagai pihak. Ulama-ulama tua sangatanti terhadap pengaruh kebudayaan Eropa. Mata pelajaran umumseperti membaca dan menulis aksara latin dianggap sebagai sesuatuyang asing.T.G.K.H Muhammad Zainuddin Abdul Majid dilahirkan diKampung Bermi Pancor, Lombok Timur pada tanggal 17 Rabi'ulAwal 1316 H (1
898M). Nama kecil beliau adalah MuhammadSaggaf. Nama tersebut diberikan oleh ayahandanya yang bernamaT.G.H. Abdul Madjid dan dikenal dengan sebutan "Guru Mu'minah"yang kesohor sebagai orang terpandang, saudagar besar dan kaya,serta pemurah. Guru Mu'minah termasuk seorang pejuang yangsangat pemberani, beliau pemah memimpin pasukan dari pihak Raden Rarang menyerang bala kerajaan Karangasem Bali yang saatitu menguasai pulau Lombok. Situasi perjuangan dan semangat jihad T.G.H. Abdul Madjid pada masa itu mendorong putera "Saggaf' kelak menjadi ulamamujahid yang menegakkan panji-panji Islam di negeri ini. Sejak umur 5 tahun, beliau banyak belajar al-Qur'an dan dasar-dasar agama pada ayahnya. Pada usia 8tahun beliau masuk Sekolah Rakyat 4tahun di Selong dan 4 tahun kemudian berhasil menamatkansekolahnya dengan prestasi yang sangat gemilang. Sebagai santri beliau juga belajar nahwu, sharaf dan ilmu-ilmu keislaman lainnya pada T.G.H. Syarafuddin Pancor dan T.G.H. Abdullah bin AmaqDulaji.Untuk mewujudkan cita-cita sang ayah agar puterakesayangannya kelak menjadi ulama besar, maka ayahanda Saggaf membawanya ke tanah suci Mekah untuk melanjutkan pelajaran danmendalami ilmu-ilmu keislaman. Begitu mendalam kasih sayangorang tuanya kepada pendidikan beliau, sampai-sampai ayahandanya pun ikut bermukim di tanah suci Mekah. Selain belajar di Mekah, beliau juga banyak berguru pada ulama-ulama besar yang berasal,dari berbagai pulau di Indonesia seperti Jawa, Sumatera dan lain-lain.Setelah tumbuh dewasa T.G.K.H. Muhammad Zainuddin AbdulMajid banyak memberikan pengajian-pengajian di seluruh pulauLombok, bahkan sampai keluar daerah.
9. T.G.H. Mahsun (Masbagik). T.G.H. Mahsun dilahirkan di desa Danger, kecamatanMasbagik, kabupaten Lombok Timur pada tahun 1907 M. Namakecil beliau adalah Ahmad. Nama tersebut diberikan olehorangtuanya, H. Mukhtar dan Hj. Raodah. Kelahiranputera yang satuini sangat menggembirakan hati kedua orang tuanya, mereka berharap kelak anaknya akan sangat berguna dalam membina danmengembangkan ajaran agama Islam.Sejak masih kecil beliau banyak belajar membaca al-Qur'andan mempelajari dasar-dasar agama dari orang tuanya. Pada usia tahun beliau masuk Sekolah Rakyat dan melanjutkan pendidikannyake Ibtidaiyah. Kerasnya didikan orang tua berdampak positif erhadap Ahmad sehingga pada masa kanak-kanak Ahmad telahmemperlihatkan keberanian, kejujuran, dan bakat kepemimpinan.Setelah cukup dewasa ia banyak belajar tauhid, fiqh, dan lain-lain, pada ulama-ulama ternama seperti T.G.H. Saleh Hambali(Bengkel) dan T.G.H. Badarul Islam (Pancor). Untuk lebihmeningkatkan pemahamannya terhadap ilmu-ilmu agama beliau punkemudian belajar ke Mekah dan menempuh pendidikan selama 4tahun terhitung sejak tahun 1936 M sampai dengan 1940 M. Setelah pulang dari Mekah beliau banyak memberikan pembinaan dan pengembangan agama Islam kepada masyarakat hampir di berbagaitempat di seluruh Lombok Timur. Lembaga pendidikan yang berdiri berkat jdsa-jasa beliau adalah Yayasan Pendidikan NahdlatulUmmah (Yadinu) dan Al Ijtihad di Danger. Kedua lembaga pendidikan tersebut sampai sekarang masih eksis.T.G.H. Mahsun termasuk salah satu tokoh pejuangkemerdekaan yang tergabung dalam pasukan Banteng Hitam. Beliaumemimpin Masbagik saat penyerangan Belanda di kota Selong, bergabung dengan pasukan dari Lendang Nangka (H. Jumhur Hakim) dan pasukan dari Pringgasela (T.G.H. Muhammad). Padasaat penyerangan tersebut, gugurlah pahlawan-pahlawan yang sangatkita banggakan antara lain: T.G.H. Muhammad, Sayid Saleh(Pringgasela), T.G.H. Faesal saudara dari T.G.H. Zaenuddin AbdulMajid (Pancor).
BERDIRINYA SELAPARANG DAN MUMBUL
Ketika Majapahit mengirimkan ekspedisi penaklukan ke pulau Bali tahun 1343
M, ekspedisi tersebut diteruskan ke pulauLombok di bawah pimpinan Empu Nala. Tujuannya adalah untuk menaklukkan daerah. Selaparang. Setelah ditaklukkan oleh Empu Nala, Gadjah Mada sendiri akhirnya datang ke Selaparang. Daerahini kemudian dikenal dengan nama Selapawis. Sela berarti batu danPawis berarti ditaklukan. Jadi Selapawis berarti daerah (berbatu?)yang ditaklukan. Kedatangan mahapatih Majapahit ini dapatdibuktikan dengan adanya beberapa prasasti. Salah satunya ditulisdalam sebuah memoar yang disebut Bencangah Pinan.Menjelang runtuhnya Majapahit, bermunculan kerajaan-kerajaan kecil di pulau Lombok, seperti kerajaan Selaparang,kerajaan Lombok, Langko, Pejanggik, Parwa, Sokong dan Bayan dan beberapa desa kecil lainnya: Pujut, Tempit, Kedaro, Batu Dendeng,Kuripan, Kentawang. Meskipun kerajaan Selaparang merupakankerajaan yang berdiri sendiri akan tetapi masih bernaung di bawahkerajaan Majapahit. Empu Nala sendiri kemudian memilikiketuranan-keturunan yang banyak memegang tampuk pimpinansebagai raja di pulau Lombok.Sejak kehancuran Selaparang Hindu di pulau Lombok,muncul kerajaan-kerajaan yang lebih kecil, diantaranya kerajaanMumbul yang berpusat di Labuhan Lombok. Rajanya DemungMumbul atau Batara Mumbul atau Prabu Turunan. Prabu Turunanadalah adik dari Pangeran Kaesari, konon ia merupakan keturunandari Tunggul Ametung, raja Kediri yang terbunuh oleh Ken Arok  pada tahun 1220 M (dua tahun setelah peristiwa itu Ken Arok mengangkat dirinya menjadi raja Singasari di dekat Malang, JawaTimur). Demung Mumbul diperkirakan datang ke Lombok padaakhir abad ke XIII M atau awal abad ke XIV M sewaktu di Jawaterjadi pergolakan di kerajaan Majapahit. Demung Mumbul mendirikan kota di teluk Labuan Lombok bersama para pengiringnyadan dimakamkan di sebuah bukit (sekarang Gunung Kayangan).Dengan demikian silsilah raja di Labuhan Lombok dapatdigambarkan sebagai berikut:Kaesari Prabu Tunggul Ametung Demung Mwubul Prabu IndrajayaRaden Mas Panji Anom Raden Mas Panji Tilar Negara Raden Mas Panji Setelah mangkatnya Demung Mumbul maka naiklah puteranya yang bernama Pangeran Indrajaya (versi lain menyebutkannama raja di Labuan Lombok Prabu Rangkesari). Di kerajaan Lombok terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh DemungBrangbantuh karena menuntut balas aws kematian adiknya Patih Sandubaya, akan tetapi pemberontakan tersebut dapat aipatahkan.Pada saat pemcrintahan Sunan Dalem tahun 1505-1545 M, kerajaanMumbul (Labuan Lombok) dipindahkan ke Selaparang atas nasehatPatih Banda 'fuda dan Patih Singa Yuda.Pemindahan pusat kerajaan ke Selaparang tersebut lebihdidasarkan atas alasan keamanan. Daerah Selaparang terletak didataran yang tinggi sehingga memudahkan untuk mengamati kapalyang datang dari sebelah utara maupun sebelah barat, baik itu kapal para pedagang maupi:n kapal musuh yang akan menyerang keSelaparang sehingga memiliki tingkat keamanan yang lebih tinggidari serangan musuh.Setelah Prabu Indrajaya meninggal posisinya diganti oleh puteranya yang bernama Raden Mas Panji Anom. Beliau jugadikenal dengan nama Prabu Anom. Di masa inilah awal masuknyaIslam di pulau Lombok. Prabu Anom mempunyai anak bernama Raden Mas Panji. Raden Mas Panji Tilar Negara diseberangkan keAlas-Sumbawa. Dari sumber Makassar (Kronik Goa dan Tallo)menyebutkan bahwa seorang anak laki-laki raja Selaparang "MasPamayan" menjadi Raja di Sumbawa yang dilantik pada tangga130 November 1648M.


DAERAH KEKUASAAN SELAPARANG
Setelah runtuhnya kerajaan Majapahit, kerajaan-kerajaankecil di pulau Lombok seperti kerajaan Selaparang, Langko,Pejanggik, Sokong dan Bayan dan beberapa desa kecil seperti Pujut,Tempit, Kedaro, Batu Dendeng, Kuripan, Kentawang merupakankerajaan-kerajaan kecil yang merdeka. Dalam babad Lombok disebutkan batas-batas wilayah kekuasaan Selaparang meliputi:sebelah utara berbatasan dengan Sokong dan Bayan, sebelah selatan berbatasan dengan Kokok Belimbing, sebelah barat berbatasandengan Tegal Sampopo ke arah utara sampai Denek Mingkar (sebelah barat daerah ini ditemukan Sari Kuning) sedangkan batastimur tidak disebutkan. Dengan demikian wilayah Selaparang padawaktu itu meliputi sebagian besar Lombok Timur. Disebutkan pula bahwa Lombok dan Sumbawa berada di bawah kekuasaan seorang raja di Lombok.

HUBUNGAN SELAPARANG DENGAN KERAJAAN-KERAJAAN LAIN
Kerajaan-kerajaan kecil lainnya seperti Sokong, Bayan,Langko, Kedaro, Parwa, Sarwadadi, dan Pejanggik mengakui Selaparang sebagai induk atau kakaknya. Hubungan di antara mereka penuh dengan persaudaraan, hidup rukun dan damai, tak ada gesekansehingga mereka tidak membutuhkan tentara reguler yang dipersenjatai. Apabila situasi membutuhkan pertahanan, maka rakyatsiap bangkit membela negara. Pejabat yang mengurusi masalah pertahanan dan keamanan disebut Dipati. Dengan demikian, persekutuan hukum masyarakat yang tertinggi di Lombok telah adasejak tahun 1543M.Sebagai kerajaan yang kuat, Selaparang juga melakukan hubungan dengan kerajaan-kerajaan lain di luar pulau Lombok seperti dengan beberapa kerajaan di Kalimantan. Dalam Hikayat Banjarmasin disebutkan bahwa seorang bangsawan Banjar bernama Raden Subangsa pergi ke Selaparang mengawini seorang putri raja.Dari perkawinan tersebut lahir Raden Mataram. Setelah istrinya meninggal, Raden Subangsa kawin lagi dengan Putri Selaparang di Sumbawa dan melahirkan Raden Banten.Selanjutnya tahun 1618M kerajaan Goa menaklukkankerajaan-kerajaan di Sumbawa Barat yang kemudian dipersatukandengan kerajaan Selaparang. Sejak keberhasilan Goa merebutLombok dari Bali pada tahun 1640 M, maka proses Islamisasi pun berjalan semakin mantap. Dalam usaha mengembangkan pengaruhnya di Lombok, masing-masing kerajaan meningkatkanhubungan melalui perkawinan antara kedua belah pihak (kerajaanSelaparang dan kerajaan Gowa). Hal ini dapat diketahui dari nama-nama gelar seperti Pemban Selaparang, Pemban Pejanggik, PembanParwa. Sedangkan kerajaan kecil lainnya yang bersifat otonom,rajanya disebut Datu seperti Datu Bayan, Langko, Sokong, Kuripan,Pujut dan lain-lainnya.
ANCAMAN DARI KERAJAAN GELGEL DAN KARANGASEM
Setelah masuknya agama Islam, kerajaan Selaparangmengalami kemajuan yang cukup pesat. Hal ini rupanya menjadihambatan bagi ekspansi sosial-ekonomi kerajaan Gelgel di Bali. Padatahun 1520 M, Gelgel mencoba melakukan penyerangan tetapi tidak  berhasil. Kemudian pada tahun 1530 M, Gelgel melakukan usahasecara damai dengan mengirimkan utusan yang dipimpin olehDanhyiang Nirartha sambil memasukkan paham baru berupasinkretisme Hindu-Islam. Walaupun tidak begitu lama mengajarkansinkretisme ini, ajarannya telah dapat mempengaruhi beberapa pemimpin di Lombok yang belum lama masuk Islam. KeberhasilanSelaparang menghambat laju masuknya kerajaan Gelgel salahsatunya juga karena mendapatkan perlindungan dari kerajaan Gowadi Makassar.Ditandatanganinya Perjanjian Bongaya di Klungkung Balitahun 1667 M menyebabkan pulau Lombok dan Sumbawadinyatakan lepas dari pengaruh Goa dan Tallo. Makakerajaan¬kerajaan di Bali pun kembali mencurahkan perhatiannya ke pulau Lombok dengan mengirim ekspedisi tahun 1667 M dan 166M. Tetapi kedua invasi tersebut dapat dipukul mundur olehSelaparang dengan bantuan dari prajurit Sumbawa.Kekalahan yang dialami oleh Gelgel tidak membuatnya berputus asa. Pada tahun 1690 M, Gelgel membuat pangkalan militer di Pagutan dan Pagesangan yang dikoordinasi oleh kerajaanKarangasem. Strateginya yaitu dengan mengirimkan utusan berupa pasukan pendahulu yang beragama Islam yang dipimpin oleh PatihArya Sudarsana (beragama Islam). Patih Arya Sudarsana berhasilmenyusup ke Selaparang sehingga terjadi konflik antar kedua-belah pihak. Dalam peperangan tersebut, pasukan Arya Sudarsana berhasildidesak sampai Suradadi, tepatnya di daerah Reban Talat, tetapi AryaSudarsana tidak berhasil ditangkap. Dalam peperangan inipunkerajaan Selaparang mendapatkan bantuan dari kerajaan Sumbawa dibawah pimpinan Amasa Samawa (1723-1725 M). Sebagian Bekas prajurit Sumbawa itu kemudian menetap di Lombok dan menjadicikal-bakal atau nenek moyang dari penduduk desa Rempung,Jantuk, Siren Rumbuk, Kembang Kerang Daya, Koang Berora,Moyot dan yang lainnya. Para penduduk tersebut sebagian besar  berbahasa Taliwang hingga saat ini.
KERUNTUHAN SELAPARANG
Kekalahan Gowa oleh Belanda memaksa Gowamenandatangani "Perjanjian Bongaya" pada tanggal 18 November 1667 M. Sejurus kemudian VOC mengusir kekuasaan Goa dariLombok dan Sumbawa. Pada tahun 1673M Belanda memindahkan pusat kerajaan dari pulau Lombok ke Sumbawa untuk memusatkankekuatan. Hal ini diketahui dari berita-berita tahun 1673M dan 1680M tentang pertanggungjawaban raja Sumbawa atas daerah Lombok.Kemudian pada tahun 1674 M, Sumbawa mendandatangani perjanjian dengan VOC yang isinya bahwa Sumbawa harusmelepaskan Selaparang.Setelah Selaparang lepas dari kekuasaan Sumbawa, makaVOC menempatkan regent dan pengawas. KetidaksetujuanSelaparang terhadap VOC yang menempatkan regent dan pengawasini telah menyebabkan terjadinya pemberontakan Selaparang padatanggal 16 Maret 1675 M. Untuk memadamkan pemberontakantersebut, VOC di bawah Kapten Holsteiner menangkapi para pemimpin Selaparang. Mereka masing-masing adalah: Raden AbdiWirasentana, Raden Kawisangir Koesing, dan Arya Boesing. Merekadihukum denda dengan membayar 5.000 sampai 15.000 batang kayusepang dalam jangka waktu 3tahun.Sejak kedatangan VOC ke Lombok hingga tahun 1691 M,akhirnya kerajaan Selaparang mengalami kemunduran. KarangasemBali bersama Arya Banjar Getas berperang melawan raja-raja diLombok. Pada tahun 1740 M terjadi peperangan di Tanaq Beaq yangdimenangkan oleh pihak Karangasem. Sejak saat itu maka tamatlahriwayat kerajaan Selaparang.
KEDATUAN LANGKOA
KEDATUAN LANGKO
Pada pertengahan abad ke XVI M, Selaparang mencapai puncak kejayaannya, rakyatnya hidup tenang dan damai, antara satudesa, dukuh dengan desa, serta dukuh yang lainnya, hidup dalamnuansa persaudaraan, hukum Islam dijalankan secara murni. Dalam naskah Kotaragama yang berisi tentang peraturan-peraturan yang berlaku di kerajaan Surya Alam (kerajaan yang dimaksudkan adalah Selaparang) tarcantum bahwa sifat seorang raja harus selalu berpedoman pada syariat agama Islam, bersedekah (sosial), memberi pengayoman, tidak ingkar (disiplin), menuntut ilmu pengetahuan. Siapapun yang bersalah harus dihukum sesuai dengan ketentuan hukum Islam meskipun pada anaknya sendiri; (putra mahkota). Suatu ketika, saat sedang berjalan, di halaman, secara tidak sengaja permaisuri raja bersenggolan dengan Raden Mas Panji (Ntramahkota). Raden Mas Panji kemudian memukul kaki ibu tirinya dan peristiwa itu menyebabkan kematian sang permaisuri. Hukum harus di tegakkan, maka raja memanggil seluruh pembesar kerajaan untuk memutuskan hukuman. Prabu Anom memberikan hukuman mati kepada putra mahkota tercinta. Prosesi hukuman mati kepada putramahkota dipercayakan kepada Patih Singarepa, tetapi sang patiht idak kuasa dan tiada mampu menjalankannya. Akhirnya oleh Patih Singarepa, Raden Mas Panji diseberangkan ke Alas dan dititip kepada salah seorang Demung Alas yang menjadi sahabatnya. Itulah sebabnya bergelar Raden Mas Panji Tilar Negara (Tilar Negara artinya meninggalkan negaranya). Sekembalinya Patih Singarepa menjalankan tugas kemudian disampaikan kepada sang raja bahwa prosesi telah dilaksanakan sebagaimana petunjuk yang dititahkan.Raja Prabu Anom pun menangis sedih karena sangat sayangnya kepada sang putra mahkota.
Setelah wafatnya Prabu Anom kemudian Patih Singarepa meminta kembali Raden Mas Panji Tilar Negara untuk kembali keSelaparang. Patih Singarepa menyampaikan bahwa sebelummeninggal baginda mewasiatkan Raden Mas Pamekel sebagai pemegang tahta kerajaan. Mengetahui kejadian itu, Raden Mas Panjimenerima keputusan dengan ikhlas dan merelakan adiknyamenduduki tahta kerajaan. Setelah sampai di Lombok, Raden MasPanji Tilar Negara tidak ke Selaparang supaya adiknya mendapatkanketenangan dalam memimpin kerajaan. la kemudian membuat pemukiman di Hutan Saba di atas Gunung Tembeng (sebelah selatanKopang sekarang). Patih Singarepa dengan setia mendampingi Pangeran Raden Mas Panji Tilar Negara. Pemukiman tersebut kemudian berubah menjadi pedukuhan yang disebut PedukuhanTembeng. Penduduknya hidup dengan tenang dan damai.Raden Mas Panji Tilar Negara dikawinkan dengan puteri Patih Singarepa. Dalam perkawinannya itu, Raden Mas Panjimemperoleh dua orang putera, yaitu Raden Pringganala dan RadenTerunajaya. Setelah dewasa kedua putra tersebut memiliki sifat dankegemaran yang bertolak belakang: Raden Pringganala sangat gemar mengumpulkan dan memelihara berbagai jenis burung, sementaraRadon Terunajaya sangat gemar mengumpulkan berbagai macamsenjata.Ketika Raden Mas Panji Tilar Negara meninggal dunia, beliau dimakamkan di daerah Tembeng. Sedangkan pemimpin pedukuhan digantikan oleh Raden Pringganala. Suatu hari RadenTerunajaya menasehati kakaknya supaya mau ikut mengumpulkansenjata, akan tetapi ditolak sehingga menimbulkan perselisihanantara keduanya. Raden Pringganala kemudian mengusir RadenTerunajaya dari Tembeng. Raden Terunajaya pun meninggalkanPedukuhan Tembeng dan membuat pemukiman di hutan Lengkukun.Di pemukiman tersebut beliau beserta para pengikutnya membangun masjid dan pasar. Pemukiman inilah yang kemudian berubah menjadi Kedatuan Langko dengan Raden Terunajaya sebagai pemimpinnya .

BERKEMBANGNYA KEDATUAN LANGKO
Raden Terunajaya berniat hendak memberikan pelajarankepada kakaknya akan arti pentingnya persenjataan. Makadisusunlah rencana penyerangan ke pedukuhan Tembeng. Teknik  penyerangan diserahkan sepenuhnya ke Patih Singarepa. Strategiyang digunakan sangat sederhana yaitu mengumpulkan semuawanita, anak-anak, orang dewasa sebagai pembawa hewan piaraanseperti sapi, kambing, kerbau, kuda dan lain-lain. Sebagai lapisanterakhir adalah pasukan bersenjata lengkap dengan bedil, tombak, panah dan sebagainya. Strategi ini dilakukan karena RadenTerunajaya memang tidak menginginkan adanya korban jiwa. Hal ini juga sebagai rasa hormat dan sayang masih sangat mendalam kepadakakaknya.Pada tengah malam semua pasukan harus segeradiberangkatkan agar tiba di pintu gerbang Tembeng. PedukuhanTembeng dikuasai tanpa adanya perlawanan yang berarti. RadenPringganala pun menyerah. Beliau beserta para pengikutnya yangsetia disarankan untuk pergi dari Tembeng dan mencari pemukiman baru. Mereka pun mendirikan perkampungan Praubanyar di Lombok Timur sekarang.Selain menaklukan pedukuhan Tembeng, Kedatuan Langko di bawah pimpinan Patih Singarepa dan Patih Singaulung jugamenaklukan Kedaro (kerajaan Kedaro).

MENYAMBUNG TALI PERSAUDARAAN
Setelah menguasai Tembeng, maka Kedatuan Langkosemakin luas dan meningkat menjadi kerajaan. Raden Terunajayamenjadi rajanya dan bergelar Prabu Langko. Raden Terunajaya mempunyai empat orang putera yang semuanya laki-laki. Masing-masing bernama: Raden Putra, Raden Natadiraja, Raden Ajiwayah dan RadenAjiundak. Sementara itu diberitakan juga bahwa sangkakak Raden Pringganala di Praubanyar juga sudah mempunyai 4(empat) orang putri yang masing-masing bernama: Denda Suparta,Denda Suparah, Denda Supadan dan Denda Supayang. Patih Singarepa menyarankan agar menyambung kembali persaudaraan yang lama terputus dengan jalan mengawinkankeempat putra Raden Terunajaya dengan keempat putri dari RadenPringganala, Anjuran tersebut diterima dengan lapang dada.Akhirnya bertautlah persaudaraan Kerajaan Langko dan Praubanyar.Keempat pasangan tersebut adalah:- Raden Ajiundak beristrikan Denda Supayang.- Raden Ajiwayah beristri Denda Supadan.- Raden Natawijaya beristri Denda Suparah.- Raden Putra beristri Denda Suparta.
KERUNTUHAN KEDATUAN LANGKO
Raden Ajiwayah diangkat sebagai putra mahkota danmenggantikan Raden Terunajaya sebagai Prabu Langko. Kemudianraja ini mempunyai anak bernama Raden Suryanata. RadenTerunajaya dan Path Singarepa meninggal dan dimakamkan diLangko. Pada masa kekuasaan Raden Ajiundak pemerintahansemakin mundur sehingga penyerangan Karangasem yang bergabungdengan Arya Banjar Getas tidak dapat ditangkal. Akhirnya kerajaanLangko pun menyerah kalah.

KERAJAAN PEJANGGIK 
BERDIRINYA PEJANGGIK 
Selain kerajaan Selaparang yang memiliki jangkauankekuasaan relatif luas di Gumi Sasak, terdapat pula kerajaanPejanggik. Di sisi lain, berdirinya kerajaan Pejanggik lebihdisebabkan karena kerajaan Selaparang yang dianggap mampumengayominya ternyata tidak mampu menjalin hubungan yangharmonis dengan wilayah sekitar. Maka kerajaan Pejanggik punmelepaskan diri dari Selaparang.Berbeda dengan Selaparang yang merupakan daerah pesisir,maka Pejanggik merupakan kerajaan yang berada di wilayah pedalaman. Kerajaan Pejanggik yang terletak di daerah pedalaman memang cenderung statis, akan tetapi kondisinya lebih tenang dan penuh dengan kewibawaan. Daerah kekuasaan Pejanggik meliputi pantai barat sampai pantai timur pulau Lombok, dari Belongas hingga Tanjung Ringgit. Berdirinya kerajaan Pejanggik bermula dan menyepinya Deneq Mas Putra Pengendengan Segara Katon ke daerah Rambitan. Beliau didampingi oleh putranya, Deneq Mas Komala Sempopo, yang kemudian menurunkan raja-raja Pejanggik. Dari keturunan Deneq Mas Komala Dewa Sempopo inilah pada generasi kelima menurunkan Deneq Mas Komala Sari. Kemudian Deneq Mas Unda Putih pada generasi keenam dan dilanjutkan oleh Deneq Mas Bekem Buta Intan Komala Sari pada generasi ketujuh. Kakak Deneq Mas Bekem Buta Intan Komala Sari yang bernama Pemban Mas Aji Komala dilantik sebagai raja muda dan mewakili Gowa di Sumbawa pada tangga130 November 1648M. Sejak itulah tercatat bahwakerajaan Pejanggik mulai mengalami perkembangan.

BERKEMBANGNYA PEJANGGIK 
Kerajaan Pejanggik mengalami perkembangan yang semakin pesat setelah bertahtanya Pemban Mas Meraja Sakti. Beliau kawin dengan putri Raden Mas Pamekel (Raja Selaparang) bernama Putri Mas Sekar Kencana Mulya. Dewa Mas Pakel sebagai raja diSelaparang menyadari kekeliruannya selama ini yang terlalu banyak memperhatikan Sumbawa dan melupakan Pejanggik yangmerupakan saudaranya. Selanjutnya raja Selaparang menyerahkan berbagai benda pusaka dalem ke Pejanggik yang merupakan pertanda bahwa Pejanggik menjadi penerus misi pemersatu di Gumi Sasak.Hal ini membuat raja muda Raja Mas Kerta Jagat yang merupakan pengganti selanjutnya di kerajaan Selaparang semakin tersinggung. Bergabungnya Arya Banjar Getas membuat Pejanggik semakin kuat. Tetapi hal ini justra menyebabkan semakin renggangnya hubungan antara Selaparang-Pejanggik. KerajaanPejanggik pun mempersatukan kerajaan-kerajaan kecil lainnya seperti Langko, Sokong,  Bayan, Tempit dan Pujut. Kerajaan lainnya dijadikan kedemungan dengan gelar kerajaan seperti Datu Langko, Datu Sokong, Datu Pujut dan lain-lainnya. Sedangkan raja Pejanggik sendiri memakai gelar yang sama dengan kerajaan Selaparang yaitu Pemban. Semua. itu juga merupakan basil kepiawaian Arya Bonjar Getas dalam menjalankan tugas-tugasnya dalam peperangan. la pun mendapat gelar tanirihan yaitu "Surengrana" dan "Dipati Patinglanga". Secara bertahap, strategi-strategi yang digunakan oleh AryaBanjar Getas adalah sebagai -berikut:1.Melakukan konsolidasi ke dalam Pejanggik.
2Mengisolir Selaparang dengan mendekati kerajaan-kerajaan keluarga Bayan.
3Menggerogoti kerajaan Selaparang dengan menguasai wilayahseperti Kopang, Langko, Rarang, Suradadi, Masbagik, Dasan Lekong; Padamara, Pancor, Kelayu, Tanjung. Kalijaga, barukemudian masuk ke Selaparang. Arya Banjar Getas melakukan sebuah strategi konsolidasi dengan menyerahkan keris sebanyak 33buah kepada raja Pejanggik,lalu mengarak berkeliling dan menyerahkannya kepada para prakanggo untuk kemudian ditukar dengan keris pusaka masing-masing. Penukaran tersebut merupakan suatu bentuk kesetiaan dan loyalitas tunggal kepada raja Pejanggik. Keberhasilan Arya Banjar Getas melakukan berbagai gerakan tersebut langkah demi langkah disebut Politik Rerepeq. Bila ditinjau dari segi kekuasaan, kerajaan Pejanggik sangat solid, akan tetapi langkah-langkah yang ditempuholeh Arya Banjar Getas dianggap merombak tatanan hubungan yang sudah merupakan budaya turun-menurun.
KERUNTUHAN PEJANGGIK 
Pada generasi ke sembilan, tahta dilanjutkan oleh PembanMas Komala Kusuma. Nampaknya beliau lebih banyak berperan sebagai seorang ayah yang baik ketimbang seorang raja yang mampu membawa Pejanggik menjadi kerajaan yang maju. Pemban Mas Komala Kusuma memang banyak memperingatkan putranya (Meraja Kusuma) atas ancaman Selaparang karena terlalu kagum dan terpesona, dengan patih Arya Sudarsana yang datang membawa 33 keris sebagai tanda setia dan siap mengabdi untuk kebesaran Pejanggik. Pemban Mas Meraja Kusuma berhasrat melamar putri dari kerajaan Kentawang. Proses melamar Putri Kentawang tersebut dipercayakan kepada Arya Banjar Getas. Melihat kecantikan Putri Kentawang, Arya Banjar Getas temyata juga memiliki keinginanyang mendalam, untuk mempersuntingnya. Oleh karena itu, AryaBanjar Getas melaporkan bahwa Putri Kentawang tidak cocok  bersanding dengan raja. Laporan tersebut ditanggapi positif sehinggaPutri Kentawang diserahkan kepada Arya Banjar Getas.Setelah terjadi perkawinan AryaBanjar Getas dengan. Putri Kentawang, raja Pejanggik sempat melihat Putri Kentawang. Ternyata ia sangat tertarik, kagum dan jatuh cinta. Untuk mendapatkan Putri Kentawang, Pemban Mas Meraja Kusuma mengutus Arya Banjar Getas menjalankan sebuah misi. Dengan kepergian Arya Banjar Getas, hampir saja raja Pejanggik menodai Putri Kentawang. Sepulang dari menjalankan misi, kejadian tersebut dilaporkan Putri kentawang kepada suaminya, Arya Banjar Getas.Mendengar hal tersebut, Arya Banjar Getas marah besar. Kemudian berkembang menjadi perselisihan dan pemberontakan pada tahun 1692M. Dalam pemberontakan tersebut Arya Banjar Getas meminta bantuan kerajaan Karangasem Bali, sehinggaPejanggik dapat dikalahkan. Raja Pejanggik ditawan dan diasingkan, kemudian meninggal dunia di Ujung Karangasem. Sedangkan para bangsawan banyak yang melarikan diri ke Sumbawa. Penyerangan Karangasem bukan hanya ke Pejanggik tetapi terus dilanjutkan ke kerajaan Parwa, Sokong, Langko, dan Bayan. Semua kerajaan menyerah tanpa perlawanan yang berarti.SetelahAnakAgung Karangasem bersekutu denganArya Banjar Gems, satu persatu kedemungan se-Lombok digempur. Akhirnya pada tahun 1740 M seluruh pulau Lombok dapat ditaklukkan.
KEDATUAN ARYA BANJAR GETAS
Arya Banjar Getas datang ke pulau Lombok dari Jawa Timur dengan membawa pengiringnya. Mula-mula mereka singgah dikerajaan Sokong Tanjung di Lombok Utara sekarang. Arya Banjar Getas ditugaskan untuk membuat patung, akan tetapi patung yangdibuat menimbulkan kecurigaan Datu Sokong. Arya Banjar Getas pun disingkirkan dari Sokong. Kemudian Arya Banjar Getas bergerak ke timur hingga sampai di Wanasaba (itulah sebabnya diWanasaba ada sebuah desa bernama Banjar Getas). Di Wanasaba ia sakit, kemudian ia pun bernazar jika ia sembuh kelak maka ia akan menghadap ke raja Selaparang. Di kerajaan Selaparang ia pun jugamenemukan nasib yang kurang baik karena dituduh berbuat yang tidak senonoh dengan putri raja. Akhirnya Arya Banjar Getas juga disingkirkan dari Selaparang. Hal itulah yang membuat Selaparang benci terhadap Pejanggik karena menerima Arya Banjar Getas sebagai patih.Versi lain menyebutkan bahwa Arya Banjar Getas berasaldari Bali bagian utara. Oleh sebab itu sering disebut dengan ungkapan pendek "Dengan Bali Selam, Petelik Datu Bali".
A. BERDIRINYA KEDATUAN ARYA BANJAR GETAS
Kerajaan Selaparang bersama Amasa Samawa berhasil mengusir Arya Banjar Getas sampai di Pagutan. Dari Pagutan AryaBanjar Getas bergabung dengan kerajaan Pejanggik. la kemudian banyak membantu Pejanggik dalam melebarkan sayap kekuasaannyadengan menggunakan politik Rerepeq. Politik Rerepeq yang dijalankan terus berlanjut hingga ke Mambalan dan Sokong. Sebelum politik Repepeq sampai ke Bayan, raja Pejanggik justru mengambil kebijakan untuk membersihkan wilayahnya dari pengaruhPagesangan dan Pagutan.Kerajaan KarangAsem Bali yang memang ingin menguasai kerajaan-kerajaan di Lombok mendarat di Pantai Padang Reak. Hal ini dimanfaatkan oleh Arya Banjar Getas dengan meminta bantuan Karang Asem untuk menyerang Pejanggik dan Selaparang.Kemenangan Arya Banjar Getas dan Karangasem dalam peperangandi Tanaq Beaq menyebabkan hubungan keduanya semakin baik.Hubungan baik tersebut dituangkan dalam sebuah sumpah bahwamereka akan selalu bergandengan tangan secara damai turun-temurun. Kemudian keduanya membuat perjanjian yang dikenaldengan "Perjanjian Timur dan Barat Juring". Isi perjanjian tersebutadalah, untuk bagian barat dimiliki dan dikuasai oleh Karangasemsedangkan bagian sebelah timur dimiliki dan dikuasai oleh AryaBanjar Getas.Batas antara kedua bagian tersebut adalah Sungai Pandan,Sweta Penanteng Aik, Pelambik, Ranggagata, dan Belongas. Raja Karangasem menempatkan wakilnya I Wayan Tegeh dengan ibu kotaTanjung Karang, kemudian dipindah ke Mataram. Sedangkan AryaBanjar Getas mendirikan kerajaannya di Memelaq dan menguasai wilayah Batu Kliang, Puyung serta Praya.
B. BERKEMBANGNYA KEDATUAN ARYA BANJAR GETAS
Langkah awal yang dilakukan Arya Banjar Getas adalahmengkonsolidasikan kekuasaannya ke wilayah-wilayah kedemunganyang semula dikuasai raja Pejanggik dan dijadikan sebagai pemegang kekuasaan di daerahnya dengan sebutan "Perkanggo"(penguasa). Kemudian kebijakan Arya Banjar Getas adalahmembangun masjid, pasar serta pelaksanaan syariat Islam secaramurni, rakyatnya tidak dipunguti pajak.Selama pernerintahannya, Arya Banjar Getas membagiwilayah kekuasaan kepada putra-putrinya maupun menantunya yaitu:1.Dende Wirachandra dikawinkan dengan Panji Langko dan diberiwilayah kekuasaan meliputi Mujur, Marong, Ganti hingga ke lautsebelah timur.
2Raden Juruh diberi kekuasaan untuk memerintah di Batukliang
kan tetapi, kerjasama Arya Banjar Getas denganKarangasem Bali tidak mendapatkan restu dari datu-datu di daerahLombok. Oleh sebab itu, dalam pemerintahannya banyak datu-datuyang melakukan pemberontakan, antara lain:
1.Pemberontakan Datu Bayan dan Datu Buluran. Kedua raja inimenyerbu Pringgabaya namun serangan itu dapat ditahan dankeduanya tewas dalam pertempuran tersebut.
2. Pemberontakan Datu Kadinding tetapi juga dapat dipatahkan.
3. Pemberontakan Datu Semong Moh Jalaluddin, raja Sumbawa.Datu Semong tewas karena pengkhianatan saudaranya. Perang inidilanjutkan oleh pembantu-pembantunya sampai tahun 1725 M.
4.Pemberontakan Selaparang, yang juga dapat dipatahkan dansebagian rakyatnya diboyong ke Sekarbela, Dasan Agung danRembiga.Keberhasilan Arya Banjar Getas dalam menangkal setiapserangan dari luar memang lebih dikarenakan bantuan Gusti KetutKarangasem.
C. KERUNTUHAN KEDATUAN ARYA BANJAR GETAS
Adapun penyebab keruntuhan Kerajaan Arya Banjar Getasadalah:
1.Banyak kekacauan terjadi sehingga tidak berkesempatan untuk membangun dan menata wilayah kekuasaannya sebagaimanamestinya.
2. Karangasem ingkar janji terhadap sumpah yang pernah dilakukan. Banyak wilayah kekuasaan Arya Banjar Getas yangdiambil alih.
3. Ketika Arya Banjar Getas meninggal, putra-putra penggantinyakurang memiliki kemampuan dalam menata kerajaan.Sedangkan yang menjadi raja selanjutnya adalah :
1. Raden Ronton.Dalam kepemimpinannya, Raden Ronton memindahkan ibu kotake hutan Berora yang berubah menj adi Praya. 
2. Raden Lombok Raden Lombok memperistri puteri raja Sokong Prawira. Dari perkawinan tersebut lahir seorang putera bernama Dene' Bangli.Pada masa pemerintahan Deneq Bangli terjadi pemberontakanDemung Selaparang yang dibantu oleh komplotan bajak laut.Untuk menumpas pemberontakan itu diperintahkanlah pamanDeneq Bangli untuk mengejar komplotan bajak laut itu sampai keSumbawa. Dalam pengejaran ini, sesampai di Labuan Lombok, paman Deneq Bangli menderita sakit kemudian meninggal duniadi Ketangga. Beliau disebut Raden Hang Ketangga. Dene' Banglidiganti oleh puteranya bernama Raden Mumbul.
3. Raden MumbulRaden Mumbul gugur dalam suatu perang tanding denganDemung Bone Mamben memperebutkan seekor kuda belang panji. Setelah Raden Mumbul meninggal maka ia digantikanRaden Wiratmaja. .
4.Raden WiratmajaPada masa pemerintahan Raden Wiratmaja daerahnya banyak mendapatkan tekanan dari Karangasem. Karangasem memaksarakyat membayar upeti sehingga timbullah Perang Praya pertama.Peperangan Praya I ini merupakan titik awal berakhirnyakerajaan Arya Banjar Getas tepatnya pada tahun 1841 M. Dengandemikian, pada akhir abad ke-18sampai permulaan abad ke 19 M,kerajaan Karangasem berhasil menjadi kerajaan terkemuka di Bali.Kerajaan Karangasem Lombok Bagian Barat membentuk kerajaanMataram dan kerajaan Singasari. Pada era inilah terjadi migrasi besar-besaran orang-orang Bali ke pulau Lombok.

KERAJAAN SAKRAA.
A. LATAR BELAKANG
Terjadi perang Puputan Sabil antara Pejanggik dengan pihak Karangasem. Sedang Pemban Mas Meraja Kusuma mendapatkanhukuman moral tidak diperkenankan ikut puputan sabil olehayahandanya, Pemban Mas Komala Kusuma. la tidak beranimembantah perintah ayahnya yang marah. la bertugasmenyelamatkan apa saja yang masih diselamatkan dan harusmenyingkir ke Sumbawa sebagai penerus generasi mendatang agar  pada saatnya nanti dapat merebut kembali tongkat kekuasaannyayang hilang. Beliau diiringi oleh sebagian pengawalnya, dan secarakhusus dilindungi oleh benteng Petak Purwadadi yang kuat. Beliaumenetap dan membuka pemukiman baru sebagai perintis imigranLombok di pulau Sumbawa bagian barat dan mendirikan desaJelenga di wilayah kecamatan Jereweh sekarang.Merasa telah dilecehkan, beliau sendiri bersumpah tidak akanmenginjakkan kakinya di pulau Lombok. Tetapi beliaumempersiapkan generasi penerusnya, Pemban Penganten Purwadadisebagai putra mahkota pada generasi ke XI. la dinobatkan sebagairaja dalam pengasingan didampingi oleh adiknya, Deneq Laki MasOrpa, dan saudara dari selir, Rade Nune Ratmaja Tember.Setelah kerajaan Purwadadi sebagai benteng terakhir Pejanggik dapat dihancurkan oleh Karangasem dan Banjar Getas, para prajurit melarikan diri ke hutan-hutan sekitarnya, sebagian lagimenyusul ke Sumbawa.Merasa sudah mapan, pihak Karangasem merasa curiga atas perkembangan Banjar Getas. Mereka mengetahui bahwa dendamPejanggik lebih besar kepada Banjar Getas daripada Karangasemsendiri. Maka mereka pun mengirimkan utusan untuk mempersilahkan Pemban Penganten Purwadadi kembali ke Lombok dengan syarat mau menjalin hubungan baik dengan Karangasem dan bila suatu saat diperlukan bersedia untuk bersama-sama menghadapiBanjar Getas.Pada mulanya Pemban Penganten Purwadadi menolak rencana tersebut. Akan tetapi, mengetahui mulai adanya persainganantara Banjar Getas dengan Karangasem, maka secara diam-diam beliau mengirimkan para pengiringnya, termasuk ibu tirinya denganmembawa serta Raden Nuna Ratmaja Tember yang masih kecilsebagai lambang dan wakil sementara. Mereka mengambil tempat diGawah Pengkalik Tanaq, di seberang kali utara Purwadadi. Tempatinilah yang dianggap sebagai cikal bakal berdirinya kerajaan baruyang sekitar tahun 1870 M diberi nama Sakra.
B.BERKEMBANGNYA SAKRA
Didukung oleh para demung yang di zaman Pejanggik dulumerasa kecewa tetapi akhirnya merasa prihatin karena kehilangan pemimpin, dengan cepat daerah Sakra pun berkembang.Beberapa tahun kemudian Pemban Penganten Purwadadimemerintahkan adiknya Deneq Laki Mas Orpa menyusul pulang keLombok, menempati sisi selatan yakni di daerah Pijot yang dianggaplebih mudah untuk menjalin hubungan ke Sumbawa. Terakhir baru putra Pemban Penganten sendiri, Pemban Ilang Mudung yang jugamenjaga dan menempati pesisir timur.Sebelum kembali ke Lombok, Pemban Ilang Mudung telahkawin dengan seorang putri bangsawan Sumbawa. Perkawinantersebut melahirkan dua orang putra yakni Lalu Jelenga dan LaluCentung yang tetap tinggal di Sumbawa menemani ibu besertakakeknya yang sudah sepuh, Pemban Penganten Purwadadi.Sedangkan dari hasil perkawinan di Lombok, beliau belum berputra.Raden Dirangsa menemani ayahnya di Mudung Korleko. Adik-adiknya yang memperkuat Sakra terdiri dari Raden Gde Angir,Raden Nuna Gde Lancung dan Raden Pagutan.Sedangkan Deneq Mas Orpa, mempunyai seorang putri hasil perkawinannya dengan bangsawan Sumbawa. putri itu bernama putri Bini Ringgit yang nantinya cukup memberikan peranan dalamsejarah Sakra, bahkan Lombok pada umumnya.Pada tahun 1800 M datanglah rombongan dari Gowa di bawah pimpinan Karaeng Manajai, menapaktilasi dan menilik keadaan bekas wilayah kekuasaan Gowa, Manggarai, Bima, Dompu,Sumbawa dan Lombok. Di Lombok, beliau menemukan Selaparangyang sudah runtuh dan menyaksikan jejak jejak kerajaan Pejanggik yang masih mempunyai hubungan darah dengan Selaparang. DariLabuan Lombok beliau kemudian berlayar menuju Labuan TanjungLuar menemui Deneq Laki Mas Orpa. Terjadilah kesepakatan perkawinan yang berbau politik antara Pemban Bini Ringgit, putridari Deneq Laki Mas Opra dengan Karaeng Manajai. Sebelum perkawinan itu dilangsungkan, Karaeng Manajai kembali dulumenyelesaikan urusannya di Goa. Barulah pada tahun 1805 M iakembali untuk menetap di Lombok dan kawin dengan Pemban BiniRinggit. la ditugaskan di wilayah Ganti yang berbatasan denganBanjar Getas. Perkawinan tersebut menghasilkan seorang putra bernama Dewa Mas Panji Komala yang nantinya dalam usia yangsangat muda, memimpin perlawanan pertama Sakra terhadapkekuasaan Karangasem. Seorang lagi putri hasil perkawinan KaraengManajai dan Pemban Bini Ringgit bernama Denda Bini Nyanti.Sebagai keturunan seorang pengembara, sejak muda DewaMas Panji Komala sudah memisahkan diri dan tinggal di Beleka. Halitu dilakukan juga atas perasaan kecewanya akibat ketegangan antaraorang tuanya. Ibunda Dewa Mas Panji Komala, Pemban BiniRinggit, merasa dilecehkan atas pernikahan Karaeng Manajai denganseorang gadis dari Gelanggang bernama La Bunga.Perkawinan antara Pemban Bini ringgit dengan KaraengManajai dari Goa ternyata cukup meresahkan para musuh bebeyutannya, yakni kerajaan-kerajaan di Bali. Mereka resah dansangat mengkhawatirkan kondisi Karangasem yang sedang dilanda persoalan internal antar puri dan berpotensi terjadi perang saudaraantara Mataram, Pagesangan, Pagutan dan Singasari yang dianggaplebih tua. Oleh karena itulah pihak Karangasem segera mendekatiSakra serta menuntut perlakuan yang sama melalui perkawinan politik. Agaknya yang diincarnya adalah Dende Bini Nyanti. Tetapi pihak Sakra justru hanya mengirimkan puluhan gadis dari kalanganorang biasa saja untuk dipilih, semuanya pun lantas ditolak dandikembalikan. Raja Karangasem kemudian menyatakan akan datangsendiri dengan segala kehormatan dan kebesarannya.Menyikapi rencana raja Karangasem tersebut, terjadilahsilang-pendapat dan pengelompokan. Mereka yang moderat darikalangan para tetua, terutama Karaeng Manajai sendiri, berpendapatsebaiknya tawaran raja Karangasem tersebut diterima dengan sikap politis juga. Hal itu dilakukan untuk mempersiapkan diri terhadapkemungkinan-kemungkinan yang terjadi. Apabila memang sudahwaktunya untuk merebut kembali tongkat yang hilang bisa denganmudah merebutnya dari pihak karangasem yang terancam perangsaudara, bila perlu meminta bantuan Sumbawa dan Goa untuk mencapai tujuan itu. Disamping itu, jika Karangasem benar-benar dilanda perang saudara, siapa tahu melalui perkawinan bisaditaklukkan tanpa kekerasan.Di lain piha lk-, terutama di kalangan orang-orang muda,muncul sikap militansi yang justru dluukung oleh Pemban BiniRinggit yang kecewa terhadap suaminya. Bahkan karenakejengkelannya tersetut, ia menyebut suaminya orang luar yang tidak tahu perasaan rakyat dan kawula bala yang setia dan siap matimembela kehormatan kerajaan Sakra penerus Pejanggik. MenurutPemban Bini Ringgit, sekaranglah waktu yang tepat memanfaatkantidakrukunnya puri Singasari dengan para saudaranya.Demikianlah, diam-diam Sakra mempersiapkan dirimenghubungi berbagai pihak yang , diharapkan akan memberidukungan. Bahkan untuk bisa menarik dukungan Sumbawa, Gowadan orang-orang pesisir pantai, Dewa Mas Panji Komala bersama ibudan adiknya ditarik masuk , Sakra. Dalam usianya yang sangat muda,sekitar 16 tahun, Dewa Mas Panji Komala diangkat menjadi raja,sebagai lambang pemersatu sekaligus sebagai senopati perang.Gerakan dimulai dengan membersihkan wilayah timur. Desa-desa yang bersikap setengah hati dalam memberikan dukungan,digempur dengan kekerasan, para pemimpin beserta anak¬istrinya disandera dan dibawa ke Sakra. Meskipun kaget, Karangasem bergerak cepat. Mereka berhasil meredam dan menunda perselisihansesama mereka. Jika benar-benar menang, pihak Sakra tidak akan pilih bulu untuk menghancurkan saudara-saudara kerajaanKarangasem yang ada. Pihak Karangasem menduduki Mendana,Mujur dan Kopang. Meskipun Mendana, Mujur dan wilayah selatan berhasil dibersihkan kembali, akan tetapi Kopang dibuat sebagai benteng pertahanan yang sangat kuat, sehingga Raden Bendesa diKopang tidak dapat berkutik.Terlalu muda sebagai pemimpin dan tanpa wawasan sertastrategi perang yang mapan memang sangat berpengaruh terhadapkualitas kepemimpinan Dewa Mas Panji Komala, terutama di dalam pengambilan keputusan. Desa-desa yang telah dibebaskan tidak diduduki, dan ketika gagal menembus Kopang, para pasukan Sakramalah kembali pulang.Konsolidasi kekuatan hanyalah berbentuk mengumpulkanorang sebanyak-banyaknya bertumpuk di desa Sakra tanpa gerakanlanjutan. Bebasnya wilayah timur dan terkumpulnya kekuatan yang besar membuat mereka puas dan merasa diri telah menang. Nasihatyang tua-tua karena terlanjur bergerak haruslah terus menyerangtidak digubris bahkan dijawab: "Kalau memang benar Bali itu jantan,silahkan dia datang, kita tunggu disini saja".Pusat desa memang ditata, dilengkapi petak jonggah yangkuat. Puri yang ada sebelumnya diperbaiki, begitupula tempat tinggalibu suri Pemban Bini Ringgit bersama sang raja Dewa Mas PanjiKomala. Memang benar, Dewa Mas Panji Komala mempunyaikharisma yang sangat kuat, berwibawa dan pemberani, namuncenderung nekat tanpa perhitungan. Terpaksalah yang tua-tua bergerak sendiri dengan kekuatan terbatas mengusir kelompok-kelompok kecil prajurit, Karangasem yang masuk mengganggu desa-desa yang telah dibersihkan.Gangguan-gangguan itu merupakan strategi yang tepat agar Sakra terus sibuk, sementara Karangasem mempersiapkan diri untuk serangan balik yang mematikan. Sebaliknya di pihak Sakra malahmerasa puas, sibuk berpesta pora mabuk-mabukan. Beberapa kali serangan besar yang dicoba Karangasem memang selalu dapatdipatahkan, tetapi mereka tidak tahu bahwa pihak Karangasemsedang mempersiapkan diri dengan prajurit yang lebih teratur dan profesional serta dilengkapi dengan taktik dan strategi yang cukup jitu.
C. KERUNTUHAN SAKRA (SAKRA BEDAH)
Karangasem menyadari, kendati pun Sakra yang semulahanya daerah kecil di wilayah kekuasaannya, akan tetapi memilikiketangguhan yang lebih dibandingkan Pejanggik. Sakra sangat solid,merupakan pedaleman tunggal dan tidak memiliki pedaleman lain di bawahnya, oleh karena itu wilayahnya sqngat utuh. Maka tidak mudah mengalahkan Sakra dengan kekuatan konvensional. Dengandemikian Karangasem benar-benar mempersipakan diri. Berbagai perlengkapan senjata seperti bedil dan kapal (dengan nama Sri Cakradan Sri Mataram) dibeli dari Singapura. Selain itu, untuk menambahkekuatan didatangkan pasukan dari Karangasem dan Kelungkung.Karangasem memerlukan persiapan sekitar tiga tahun untuk dapatmelawan Sakra sambil melancarkan serangan-serangan kecil kewilayah Sakra. Seolah-olah hanya kekuatan kecil itu yang dimilikiKarangasem, hingga saat itu pun tiba.Serangan balik dilancarkan oleh Raja Muda Mataram A.AGde Karangasem. Satu demi satu desa diserang oleh Karangasemyang dilengkapi senjata bedil. Tiap desa yang dilalui penduduknyadipaksa menjadi tameng. Sebagai prajurit profesional, mereka tidak langsung menusuk ke jantung pertahanan Sakra, melainkanmengggelar strategi Sapit Urang untuk mengepung Sakra.Setelah melalui Rarang, Suradadi, Padamara, maka pangkalandi Kopang dipindahkan ke Masbagik. Setelah itu menaklukan PenedeGandor, mereka pun memasuki wilayah Surabaya. Meskipun PeSiraga Perkanggo Surabaya yang perkasa itu melakukan perlawananyang gagah berani, akan tetapi tidak berdaya menghadapi pasukanyang lengkap bersenjata bedil. Keadaan itu memaksa Pe Siraga Lokasi desa Sakra memang dipilih dengan pertahanandikelilingi oleh kali yang dalam di sebelah timur, sisi selatan dan barat. Sedangkan di sebelah utara berderet bukit-bukit sebagai benteng alam. Pasukan dari Kelungkung setelah menyapu Mujur,Ganti, dan Beleka maju terus melalui Jerowaru dan Mendana. Lalu berhenti berkemah di sebelah barat sebelah kali Palung yang dalam.Di sebelah timur tepatnya di bukit Selong, berkemah para prajuritPagutan dan Pagesangan. Barulah kemudian pasukan induk menduduki bukit-bukit di sebelah utara untuk perang urat saraf dimalam hari dengan menggelar pesta dan mendatangkan penari Joget.A.A. Gde Karangasem menerapkan strategi Gelar Perang Garuda Ngelayang. Para prajurit tameng yang terdiri dari orang-orang Sasak,mereka juga ditugaskan untuk terus menerus membuat gangguandengan serbuan setiap hari. Pengepungan yang berbulan-bulan tanpaserangan besar-besaran benar-benar menyebabkan prajurit Sakramenjadi frustasi. Orang Sakra yang tidak mengerti strategi perangmerasa tak habis pikir ketika siang dan malam pihak Bali terusmenerus menembakkan bedilnya, Pipian Langit, dan ditertawakansebagai orang kaya yang membuang-buang mesiu. Mereka tak mengerti strategi perang urat saraf sementara bantuan yangdiharapkan dari Goa dan Sumbawa tak kunjung datang karenakurang koordinasi.Akhirnya prajurit Sakra tak punya pilihan lain kecuali keluar mengamuk tanpa aturan melawan prajurit-prajurit Sasak sendiri yangdipergunakan sebagai tameng hidup oleh prajurit Bali. Sementaraorang Bali sendiri berada pada barisan belakang mempergunakansenjata lengkap. Pada pertempuran tersebut, Raden Nuna GedeLancung beserta saudaranya gugur di sisi barat. Sementara di sebelahtimur yang dipertahankan oleh Raden Benta, Raden Mombek, danRaden Bentabonter juga mengalami nasib yang sama. Begitupuladengan pasukan induk di sebelah utara, meskipun mampumerobohkan begitu banyak prajurit-prajurit Bali akan tetapi jugamengalami nasib yang sama.Setelah banyak prajurit-prajurit tangguh Sakra yang tewas, barulah prajurit-prajurit Bali maju dan memasuki Sakra dengan membawa perlengkapan senjata lengkap. Puri yang hanya tinggaldan dipertahankan oleh Pe' Siraga juga jebol dan diratakan dengantanah. Seluruh bangsawan Sakra mati, kecuali para kanak-kanak yang sebelumnya telah diungsikan ke Korleko. Pe Siraga sendiritewas sementara Raden Bini Ringgit menyiapkan pusakanya danuntuk pertama kalinya meminta ampun kepada suaminya sebelum puputan sabil. Raden Bini Ringgit meminta bantuan pada suaminyauntuk menyelamatkan anaknya yang masih bertempur di dalam desa,akan tetapi Karaeng Manajai menemukan putranya sudah tewas.Pemban Bini Ringgit karena sudah sepuh dan tua gagal puputan sabil, dengan mudah ia ditangkap dan ditahan sebagaisandra yang sangat berharga di Taman Kelepug (Mayura) dandidampingi oleh anak tirinya. Perang Sakra ini berlangsung padatahun 1824-1828M meluluhlantakkan Sakra. Perang ini disebut"Peresak". Kerajaan Sakra dianggap runtuh dan hanya berumur 50tahun, terhitung sejak 1780 M hingga dengan 1828M. Setelahkekalahannya, pihak Sakra kemudian menjalin dan membinahubungan baik dengan erajaan Karangasem.

KERAJAAN KARANGASEM BALI DI PULAU LOMBOK 
BERDIRINYA BALI  DI LOMBOK 
Permintaan bantuan dari Arya Banjar Getas memuluskan Karangasem untuk menanamkan pengaruhnya di Lombok. Sebenamya sejak semula Bali ingin menempati pulau Lombok  bagian barat dengan mengirim rakyatnya secara besar-besaran.Kemenangan yang diperoleh di Tanak Beaq dan adanya perjanjianTimur Juring dan Barat Juring berarti kerajaan Karangasem Bali memiliki posisi yang semakin mantap di Lombok.Pada waktu Karangasem berkuasa penuh atas Lombok,rombongan orang-orang Bali datang ke Lombok yang dipimpin olehtiga serangkai yaitu I Gusti Ketut Karangasem adik raja Karangasems ebagai pimpinan rombongan, Pedanda Gde Ketut Subali sebagai pimpinan agama, dan Mas Poleng sebagai pengurus masalah-masalah pembangunan dan pertanian.Berdirinya kerajaan Singasari (Karangasem Sasak) karenaorang-orang Bali sudah semakin banyak di Lombok. Akhirnya, orang orang Bali di wilayah kekuasaannya mendirikan beberapa buah desa yang merupakan kerajaan kerajaan kecil seperti kerajaan Singasari (Karangasem Sasak) dengan rajanya Anak Agung Ngurah Made Karang (1720 M), kerajaan Mataram, dengan rajanya bernama Keluarga Raja dan Para Bangsawan Anak Agung Bagus Jelantik, Kerajaan  Pagesangan, dengan rajanya bernama Anak Agung Nyoman Karang, kerajaan Pagutan, dengan rajanya bernama Anak Agung Wayan Sidemen, dan kerajaan Sengkongo, dengan rajanya bernama Anak Agung Ketut Rai B.
BERKEMBANGNYA KARANGASEM BALI DI LOMBOK 
Kerajaan Karangasem bali menunjuk wakilnya di Lombok yaitukerajaan Singasari (Karangasem Sasak). Hubungan antarakerajaan-kerajaan berdasarkan asas kekeluargaan untuk mencapaikemakmuran dan kepentingan bersama. Untuk memperkuat persatuan ini raja Singasari mendirikan Pura Meru di Singasari pada tahun 1774 M.Kerajaan Singasari bertindak sebagai ketua di dalam sebuah pemerintahan federasi. Pagesangan biasanya berposisi sebagai Patihsedangkan Kediri dan Sekongo dilebur menjadi bagian dari Pagutan,sedangkan Kuripan terpencil sendirian.Adapun pemerintah kerajaan Singasari (1740-1838M) berturut-turut diperintah oleh tiga raja dengan gelar yang sama yaituI Gusti Made Karangasem (I, II, dan III). Pada masa inilah terjadigelombang perpindahan orang Bali ke Lombok secara besar-besaran.Dalam menjalankan pemerintahannya, untuk urusan ke bawahdiserahkan kepada para punggawa. Sedangkan untuk menarik pajak kepada rakyat Sasak diserahkan kepada petugas berasal dari sukuSasak. Sekongo' sebagai kota pelabuhan banyak dikunjungi pedagang irar. Hal ini dianggapnya sebagai penghalang. Untuk menambah kas perbendaharan dan kekuasaannya, Singasari menaklukan Sekongo'padatahun 1803M. Singasari mengangapdirinya lebih mampu sehingga kerajaan yang lainnya tidak dibiarkanmaju.Raja Singasari mempunyai empat orang anak, yang sulung bemama Dewa Cokorda, kemudian Anak Agung Bagus Oka, Anak Agung Bagus Karangasem dan yang bungsu bemama Agung AyuPutri yang dikawinkan dengan anak Raja Mataram. Sebagai pengganti Raja Singasari, diangkatlah Dewa Cokorda yangdidampingi oleh patihnya Gusti Gde Dangin.
PERLAWANAN KEDIRI
Kesewenang-wenangan Singasari telah memancing amarahKediri, sehingga secara diam-diam Kediri menyusun kekuatan dan mempengaruhi Rincung Lilin, Penujak, Sakra, jerowaru, dan Kopang. Rencana pemberontakan ini dibocorkan oleh I Raspa. IRaspa adalah voorang kawula Kediri sebagai pemegang gadai sawah Gde Banawi dari kaula Singasari. Pada 1804 M Singasari mengirim ekspedisi ke Kediri.Rakyat Kediri yang tidak mau berperang pindah ke Pasengan. Kediri mendapat serangan arah utara, selatan, dan barat. Pasukan Kediri dipimpin oleh Sura Tresna dan Walamuka. sedangkan pasukan Singasari di bawah pimpinan Wiryalunglungan dan Purusa Pakasutan. Pasukan Singasari terdesak mundur sampai ke sungai Babak tetapi setelah datangnya balabantuan dari Mataram,  Pagesangan dan Pagutan. Akhirnya Kediri dapat dikalahkan. SetelahKediri habis terbakar, Sura Tresna muncul dari utara dan mengangkat senjata. la rela mati demi membela kehormatan dan kemerdekaan negerinya.
PERLAWANAN SAKRA
Didudukinya kerajaan Karangasem oleh Bulelengmenyebabkan raja Karangasem I, Gusti Gde Ngurah Lanang, pergimenuju Lombok dan mendirikan keraton di Gunung Sari pada tahun1824 M. Hal ini menimbulkan kecurigaan pada pihak Mataram danPagutan karena menganggap Raja Karangasem tersebut akanmenempatkan seluruh Lombok di bawah kekuasaannya. Timbullahsaling curiga yang kemudian berlanjut menjadi perselisihan.Kondisi ini dimanfaatkan oleh pemimpin Sasak dari Sakrayaitu Mas Panji Komala. Pada tahun 1826 M, Raja Sakramengumumkan perang melawan Singasari (kerajaan KarangasemSasak). Ada beberapa hal yang menyebabkan perlawanan Sakrayaitu: Pertama, Raden Suryajaya, seorang perkanggo merangkaptelik (mata-mata), melakukan korupsi dan sangat takut kalaurahasianya terbuka. Kedua, sebagian besar bangsawan Sakra gelisahkarena anak gadisnya akan diperistrikan raja-raja di Mataram.Ketiga, sejak lama Mas Panji Komala menantikan saat yang tepatuntuk mernaklumkan perang terhadap kekuasaan Bali (Singasari,Mataram, Pagesangan, dan Pagutan) Permakluman tersebut ditolak oleh Karaeng Manajai (ayahdari Mas Panji Komala). Penolakan tersebut karena memangsebelumnya Mas Panji Komala lebih berpihak kepada ibunya. Sepertitelah dikisahkan sebelumnya, salah seorang putra raja Goa bemamaKaraeng Manajai diperintahkan untuk mencari jodoh dari kalangankeluarganya yang ada di Lombok. Karaeng Manajai dibekali sebuahkeris pusaka dan sebuah cincin. Sesampai di Lombok, KaraengManajai menghadap kepada dua orang bersaudara Meraja Kusumadan Dewa Laki Orpa dan mengeluarkan pusaka tersebut. Ternyatakeris dan cincin tersebut sangat cocok dimiliki.Akhirnya Karaeng Manajai dikawinkan dengan Dene BiniRinggit (Putri Dewa Laki Orpa, Pemban Mas Hang Pijot). Dari perkawinan tersebut, lahirlah dua orang anak bernama Dewa MasPanji Komala dan Dene' Binti Nyanti. Dewa Mas Panji Komalaterlahir sebagai penentang kekuasaan Bali di Gumi Sasak. KaraengManajai kawin lagi dengan orang Mate'naling yang bernama Bungasehingga hubungan dengan Dene' Bini Ringgit semakin renggang.Oleh sebab itu, anak-anaknya memihak kepada ibunya. Inilah yangmenjadi latar belakang mengapa nasehat Karaeng Manajai tidak diindahkan oleh Mas Panji Komala yang berakhir dengankehancuran Sakra.Penolakan tersebut tidak menghalangi keinginan Dewa MasPanji Komala untuk tetap berperang melawan Singasari. Dewa MasPanji Komala memproklamirkan diri terbebas dari Karangasem.Raden Suryajaya menggerakkan bala bantuan dengan mangajak danmengintimidasi desa-desa Suradadi, Kopang, Rarang, Batukliang,dan Praya.Rencana penyerangan Sakra ke Singasari, Mataram, Pagutandan Pagesangan terdengar oleh Singasari. Akhimya perselisihan yangterjadi segera dihentikan untuk bersatu melawan kerajaan Sakra. Bala bantuan dari pulau Bali didatangkan. Pada saat itu, raja Singasari berjanji, bahwa apabila kerajaan Sakra dapat dikalahkan maka daerahLombok akan dibagi-bagi kepada kerajaan-kerajaan, desa-desa, danorang-orang yang membantunya. Pada tahun 1826 M pecahlah pertempuran antara Sakradengan Karangasem Lombok di Kopang. Pasukan Sakra terpukulmundur dan Kopang dijadikan lautan api oleh Singasari. Setelah itu pasukan Singasari beserta sekutunya bergerak ke pusat pertahananSakra. Bantuan dari Karaeng Manajai, Raja Abubakar dan RajaMenjeli dari Sulawesi tak kunjung datang karena tertahan oleh banyaknya penjagaan di masing-masing pelabuhan. Bantuan terpaksamendarat di Labuan Lombok akan tetapi didesak mundur sampaiSumbawa. Sakra terkepung dari segala arah. Pemban Aji berusahauntuk membuka kepungan musuh dengan melakukan serangan kedesa-desa tetapi tidak berhasil dan terdesak, kemudianmengundurkan diri ke Patondang.Pada saat yang sangat kritis, Dewa Mas Panji Komalamenyerukan jihad fisabilillah. Pasukan Singasari dan sekutunyaakhirnya dapat dihalau mundur sampai ke Masbagik. Dengan adanyakemenangan yang gemilang ini membuat Dewa Mas Panji Komalamabuk kemenangan dan membuat suatu kekeliruan. Semua prajuritnya menjadi pengecut dan tidak berani menghadapi musuh,sehingga pada penyerangan berikutnya, Sakra dapat dikalahkan.Dewa Mas Panji Komala menghilang dan ibunya Dene' Bini Ringgit ditangkap dan ditawan di Taman Kelepung Singasari (TamanMayura).Sesuai dengan janji yang diikrarkan oleh raja, setelah peperangan usai, maka daerah kekuasaan dibagi dengan perincian berikut: (1) Mataram diberikan desa-desa yang berada di sebelahtimur sungai Babak, (2) Pagesangan diberikan desa-desa Suradadi,Suralaga, Kembang Kuning, dan desa Surabaya, (3) Pagutandiberikan desa-desa seperti Batujai, Batukliang, dan Batutulis, (4)Sedangkan sisanya adalah wilayah kekuasaaan Singasari.
RUNTUHNYA SINGASARI
Setelah perang Sakra, ternyata perselisihan lama kembalitersulut yang mengakibatkan terjadinya perpecahan antar merekasendiri. Di sisi lain, ketikakerajaan Gunung Sari dipersatukan dengan kerajaan Mataram oleh kerajaan Singasari. Kerajaan Mataram tidak dapat menerima keputusan tersebut. Tindakan sewenang-wenangserta adanya gejala untuk menghapus kerajaan-kerajaan kecilmenyebabkan pihak Mataram mulai mendekati dan mempengaruhidesa Kopang, Batukliang, Praya, Sakra dan lain-lain untuk menggempur Singasari. Secara umum dapat dikatakan bahwa, penyebab keruntuhan kerajaan Singasari sebagai berikut:1.Masing-masing kerajaan tersebut merasa paling baik.
2Tindakan Dewa Cokorda yang kurang baik seperti: perbuatanyang tidak senonoh dengan saudara kandungnya sendiri.Kemudian, selalu merusak serta merampas daerah kerajaanMataram dengan membuat hutan perburuan baru yangmempersulit rakyat Mataram mencari kayu dan alang-alang.Pemerintahannya juga kurang adil sehingga menyebabkanKopang dan Praya lebih dekat dengan pihak Mataram daripadaSingasari.
3Kebencian Pagesangan kepada Singasari karena hampir semuakeluarga Raja Pagesangan tewas. Hanya seorang yang dapat lolosdan melarikan diri ke teluk di Sumbawa.Ketika terjadi perebutan wilayah antara Penujak (termasuk wilayah Singasari) dengan desa Kateng (termasuk wilayahMataram), maka pada tahun 1838M, raja Mataram memaklumkan perang kepada Singasari. Maklumat tersebut ikut mempengaruhi desa Batukliang, Kopang, Praya dan Sakra. Selanjutnya kerajaanMataram dibantu oleh kerajaan Pagesangan dan Pagutan. Mereka juga didukung oleh Kapten King, pedagang Inggris dan nakhoda kapal yang bernama Ismail. Kemudian Karangasem Bali jugamendatangkan 6.000 pasukan untuk membantu Mataram. Sedangkan pihak Singasari dibantu oleh Lange (pedagang Denmark) danseorang pedagang dari Skotlandia.Dalam peperangan tersebut, Mataram berada dalam keadaan kritis setelah tewasnya Raja Sepuh I Gusti Karangasem III di Rumak.Pada saat itulah Sakra bergabung dengan Kuripan membantuMataram dalam menggempur Singasari. Kerajaan Singasari dikepungdari segala jurusan, seluruh penghuni Singasari melakukan puputan di Sweta. Dalam peperangan ini, istana Singasari dibakar dan semua keluarga raja tewas kecuali dua orang anaknya yang masih kecil,seorang perempuan dan laki-laki, mereka kemudian dibawa keKarangasem Bali. Sedangkan Gusti Gde Dangkin, Patih Singasari,tewas di Pamotan. Kerajaan Singasari menyerah kalah terhadap kerajaan Mataram pada tahun 1839 M.



KERAJAAN MATARAM 
A.BERDIRINYA MATARAM
Kekalahan Singasari telah mengangkat derajat kerajaanMataram. Orang-orang yang membantu Mataram diberi hak otonom serta diangkat menjadi pejabat, seperti Gusti Wanasari,Gusti Gde Wanasara, SangWahayan Lebah yang diangkatmenjadi Punggawa dan.SangBonaha yang diangkat menjadiPatih.Pada tahun 1839 M SangBonaha dipengaruhi oleh Langesehingga berbalik melawanMataram. Sementara untuk membunuh sang Bonaha sangatlahsulit karena ia konon sakti mandraguna. Namun raja tidak kehilangan akal, ia mengancam bangsawan Batujai dan akan diturunkan kastanya jika dalam waktu3  bulan tidak mampu membunuh Sang Bonaha. Sehari sebelum ancaman berakhir Mamiq Salim berhasil membunuh Sang Bonahayang A. A. Ketut Karangasem dikatakan sakti mandraguna.Dari kalangan orang Sasak, Dene' Batu Laki dan Dene' LakiGaliran dari Kuripan diberikan hak otonomi di bagian sebelah timur sungai Babak dan sungai Belimbing. Begitupula Kopang, Mantang,Rarang, Praya diberi hak otonomi tanpa membayar pajak keMataram
B.BERKEMBANGNYA MATARAM
Kerajaan Mataram sebagai penguasa tunggal di pulauLombok berturut-turut diperintah oleh tiga raja. Raja yang pertamaAnak Agung Ketut Karangasem IV (1838-1850 M), yangmengkonsolidasikan Mataram sebagai kerajaan tunggal yang bercorak sentralistik dan represif. Raja kedua adalah Anak AgungMade Karangasem (1850-1872M), di bawah raja inilah dilakukanrenovasi atas Taman Kelepug menjadi Taman Mayura. Dibangun pula Pura Meru, Tamaiq Suranadi, Lingsar, dan dirintisnya pembangunan Taman Narmada yang diberi ukir kawi dan selesaitahun 1866 M. Kemudian Cakranegara (negara yang sudah bulat bersatu) ditata sebagai pusat pemerintahan. Raja terakhir yang paling bungsu adalah Anak Agung Gede Ngurah Karangasem (1872-1894M), yang dinobatkan sebagai raja dalam usia 70 tahun lebih.Raja Mataram mengawini Dende Aminah dan namanyadiganti manjadi Dende Nawangsasih (Nawang artinya tahu, Sasihartinya bulan). Perkawinan tersebut konon berdasarkan petunjuk gaib. Dende Aminah alias Dende Nawangsasih terkenal sangat taat menjalankan agamanya, dia sangat berpengaruh kepada suaminya, sehingga diizinkan untuk mendirikan sebuah masjid yang dibangun dekat Taman Mayura. Dia diperkenankan juga mendatangkan seorang guru agama.Gurunya bernama Guru Baok alias Haji Moh. Yasin dari Kelayu. Dende Aminah memiliki penasehat spiritual dari Arab bernama Sayid Abdullah. Dari perkawinan dengan raja Mataram ini kemudian lahir seorang anak bernama Gapul atau Imam Sumantri yang terkenal sebagai Datu Pangeran.Kerajaan Mataram mencapai puncak kejayaannya, karena dengan mudahnya memerintah orang Sasak untuk ngayah membangun berbagai tempat peribadatan tetapi banyak pula perkanggo Sasak menjadi kaya raya. Pada saat ini, Mataram mengubah nama Singasari menjadi Cakranegara (negara yang bulat).Orang Islam bebas beribadah bahkan di Ampenan dibangun sebuahmasjid. Selain itu, didatangkan pula guru qur'an dan hadits. Mataram menjadi penguasa seluruh Lombok, termasuk mempersatukan kerajaan-kerajaan yang dulu dibagi-bagikan, yaitu,kerajaan Pagesangan, Pagutan dan Kediri. Kemudian keraton baru dibangun di tempat bekas keraton kerajaan Singasari, dan dinamakan Puri Ukir Kawi yang dihuni oleh A.A. Gde Ngurah Karang Asem dibantu oleh seorang anaknya yaitu A.A. Made Karangasem, sedangPuri Mataram dihuni oleh anaknya yang lain yaitu A.A. KetutKarangasem, sang putera mahkota calon pengganti ayahnya.

C. SISTEM PEMERINTAHAN MATARAM
Pada awalnya, susunan pemerintahan Mataram adalahsebagai berikut:Berbagai ketentuan yang berlaku:
1.Punggawa atau perkanggo diangkat dan diberhentikan oleh raja, berdasarkan keturunan disamping kecerdasan dan keberaniannya.
2. Pemekel dan keliang diangkat perkanggo oleh penggawa, berdasarkan keturunan dan wibawa di dalam masyarakat dan atasnasihat pemuka masyarakat.
3. Penghasilan perkanggo atau penggawa berasal dari pemberianizin tanah yang tidak terbatas kepada rakyat yang dikerjakansecara gotong royong atau sebagai penggarap.
4.Bagi perbengkel dan keliang mempunyai tanah pecatu, yangdapat dibedakan atas pecatu pusaka dan pecatu mider.
5.Soal perselisihan antara wilayah masing-masing punggawa, perkanggo, perbekel, dan keliang, diberikan wewenang untuk menyelesaikannya sendiri. Jika tidak dapat diselesaikan sendirimaka harus diajukan ke struktur yang lebih tinggi.
6.Perkanggo dan punggawa diberikan wewenang untuk mengatur dan menyelenggarakan pemerintahan pada wilayah masing-masing.
7.Perkanggo juga diberikan wewenang dan diwajibkan untuk mengumpulkan upeti/ membayar pajak bentuk natura. Rakyatyang diwajibkan membayar upeti hanyalah golongan yangmemiliki tanah. Untuk pekerjaan pembuatan, perbaikan ataupun pemeliharaan jalan, rakyat Sasak jugalah yang diwajibkanmelakukan ngayah. Ngayah adalah sejenis kerja rodi. Rakyatdisuruh membangun berbagai tempat ibadah, jalan¬jalan, jembatan, rumah-rumah para raja maupun orang Bali. Selain itu juga sering kali diikutkan berperang membela/membantukerajaan bila diperlukan.
D. PERANG MATARAM - PAGUTAN
Salah seorang putra raja Mataram yang sudah dewasadilamarkan seorang putri bernama Ayu Bulan dari Pagutan. Akantetapi lamaran tersebut ditolak oleh pihak Pagutan. KeberanianPagutan menolak lamaran tersebut karena dijanjikan bantuan olehKuripan. Apabila terjadi peperangan melawan Mataram, pihak kuripan bersedia membantu Pagutan. Kerajaan Mataram merasadilecehkan oleh peristiwa tersebut, akhirnya peperangan pun tak dapat dihindari. Pada tahun 1839 M, Raja Pagutan, Gusti Ketut Putradengan beberapa orang keluarganya tewas. Hingga perang usai, bantuan dari Raja Kuripan Dene' Laki Batu tidak kunjung dating
E.PENGHANCURAN KEKUASAAN SASAK 
Peristiwa peperangantersebut sangat disesalkan olehMataram. Semua itu terjadikarena ulah Kuripan. AkhirnyaMataram mencabut hak otonomiyang diberikan kepada seluruhdesa-desa termasuk Kuripan,Praya, Kopang, Mantang, Rarangdan lain-lainnya. Mataram beranggapan bahwa pemberianotonomi itu pada akhirnya akanmenimbulkan malapetaka bagi pemerintahan Mataram Mataram menjadi sangat hati-hati karena ia menyadari betul apabilakekuatan Sasak bersatu di bawah kekuatan Islam maka bisamenimbulkan malapetaka bagi Mataram. Kemudian Matarammelakukan upaya adu-domba.1.Peperangan KuripanSiasat tersebut kemudian mulai dijalankan. Satu persatukerajaan Sasak ditaklukan. Pertama diawali dari Kuripan. Kuripandiundang oleh Mataram akan tetapi Dene' Laki Batu dan Dene' BatuGaliran membawa para patih dan punggawa. Dalam pertemuantersebut pihak Mataram menyerahkan wilayah sebelah timur sungaiBelimbing menjadi bagian dari kekuasaan Kuripan, sedangkanwilayah sebelah barat sungai itu akan dikurangi. Kuripan mintawaktu untuk berpikir. Setelah pulang mereka sepakat untuk menolak  permintaan tersebut. Pada undangan yang kedua Dene' Laki Batu danDene' Laki Galiran dapat dibunuh pada tahun 1840 M. WilayahKuripan diperintah langsung oleh kedua putri Dene' Laki Batu,masing-masing Dende Rada dan Dende Sumekar yang selanjutnyadibawa ke Mataram, sedangkan anak laki-laki Dene' Laki Batumenghilang.
Perang Praya I
Penaklukan selanjutnya diarahkan ke Praya yang dipimpinoleh Raden Wiracandra. Berkali-kali Raden Wiracandra ke Mataram,tetapi setiap kedatangannya selalu membawa pengiring yang sangat banyak dan bersenjata lengkap. Praya sudah menyadari bahwamalapetaka bagi dirinya hanya menunggu giliran saja. Praya sudahtidak tahan lagi memelihara persahabatan dengan Mataram.Beberapa hal yang menjadi sebab perang Praya I ini antaralain:a.Kerajaan Mataram merobek-merobek (melanggar) perjanjianantaraArya Banjar Getas dengan I Gusti Ketut Karangasem. b.Daerah kekuasaan Banjar Getas sejak lama telah digerogotisedikit demi sedikit dengan mendirikan desa-desa otonomdibawah perintah langsung dari Mataram c.Dalam usahanya untuk menguasai seluruh Lombok, KerajaanMataram selalu menjalankan politik adu domba antara para pemimpin Sasak. d. Raden Wiracandra difitnah akan menyerang Mataram.Usaha terakhir Mataram untuk menaklukkan Praya secarahalus, adalah dengan melamar putri Raden Wiracandra yang ditolak oleh Praya. Maka untuk menyerang Praya, raja Mataram menghasut desa-desa tetangganya untuk memusuhi Praya.Akibat hasutan Mataram itu, seolah-olah Kopang dan Batukliang itu menjadi musuh utama bagi Praya, maka Prayamenyerang Batukliang dan Kopang. Kedua desa itu mendapat bantuan dari Mataram di bawah pimpinan Ratu Gde Wanasara yangdidampingi oleh I Made Rai dan Gusti Made Kaler. Untuk menghindari korban yang lebih banyak, terutama anak-anak dan wanita, maka raja Mataram memerintahkan supaya Praya ditunggu di perbatasan Praya dan Batukliang. Wilayah Praya dikepung oleh pasukan Batukliang, Kopang dan Mataram serta diperkuat pasukandari Batujai, Suradadi, Penujak, Jonggat Puyung, Rarang, dan Sakra.Hampir setengah tahun lamanya terjadi perang tiada berkesudahan,sehingga menimbulkan bencana kelaparan. Beberapa orang pasukanyang keluar untuk mencari makanan dibunuh oleh para musuh. Halitu menyebabkan Raden Wiracandra dan pembantunya gelisah.Mereka bertekad untuk perang fisabilillah. Pada peperangantersebut, Raden Wiracandra tewas. Pasukan rakyat yang fanatik,dibawah pimpinan Haji Umar menjalani perang fisabilillah.Semuanya gugur di medan perang. Raden Tunggul, putra dari RadenWiracandra dapat meloloskan diri dan pergi ke Bugis. Para putri- putri Raden Wiracandra dan tawanan yang lain dan sebagian lagi dibuang ke Bali dan Tanjung (Lombok Utara), beberapa dari merekaada pula yang dibunuh. Sejak itu Praya berada di bawah kekuasaanAnak Agung Gde Ngurah, raja Karangasem. Sedangkan di Praya diangkat seorang pimpinan dari keturunan Banjar Getas bernamaMamiq Sapian.Hancurnya kerajaan Praya menambah martabat Kopang danBatukliang. Hal ini tidak menyenangkan raja Mataram. Politik pecah-belah terus dijalankan. Beberapa tahun setelah perang Praya pertama, Jero Wirasari pimpinan Kopang, dipanggil ke Mataram.Ketika Jero Wirasari berangkat bersama para pengiringnya, iadidakwa dan difitnah akan memberontak ke Mataram. Rajamemerintahkannya untuk ke Pemenang (Lombok Utara) dan tanpadisadari kemudian dikeroyok dan dibunuh oleh pasukan Mataram di bawah pimpinan Gusti Ketut Ning. Jenazahnya dimakamkan oleh para pengiringnya di Pemenang. Sejak saat itu Kopang mengalamikemunduran.Rencana Raja Mataram untuk menguasai desa demi desasemakin menjadi jadi, sehingga ia tidak lagi membedakan kawanatau lawan, yang penting tujuannya tercapai dengan mudah dancepat. Satu-persatu sekutunya dihancurkan. Hal ini sangatmenggelisahkan para pemimpin Sasak. Mereka tidak dapat bersatuakibat politik Mataram yang sangat cerdik.Lima bulan setelah Kopang, tiba giliran Batukliang menuaimasalah. Raden Sumintang diminta datang ke Mataram. Para bangsawan dan pembantunnya melarang beliau datang ke Mataramuntuk memenuhi surat panggilan dari Anak Agung Mataram itu.Setelah tiga kali surat diterima dan tidak dihiraukan juga; makaMataram mengirim pasukan di bawah pimpinan Gusti Made Sangkauntuk menangkap Raden Sumintang dalam keadaan hidup atau mati.Agar Batukliang tidak bernasib seperti Praya, Raden Sumintangmenyerahkan diri di Aik Gering kepada pasukan yang akanmenangkapnya. Disitulah beliau dibunuh oleh Gusti Made Sangka.Melihat Radennya dibunuh, para pengiringnya bernama Tati'Engkis tidak dapat menahan diri lalu mengamuk. Tetapi baru dapat menewaskan seorang musuh, ia pun tewas. Jenazah RadenSumintang dimakamkan di Batukliang.
Perang Kalijaga
  • Sebab-Sebab TerjadinyaSebelum dilantik menjadi raja, AnakAgung Gde Ngurah Karangasem berfikir bagaimana cara agar dua golongan yang berbeda agama bisa berdamai. Atas petunjuk gaib dalam pertapaan di Batu Bolong, ia bermimpi saat itu kejatuhan bulan di Kalijaga. Anak Agung Gede Ngurah Karangasem bersama Gusti Gde Wanasara kemudian melamar Dende Aminah dari Desa Kalijaga Lombok Timur. Dende Aminah dipercaya sebagai pemegang Wahyu Kedaton Selaparang.Dende Aminah merupakan putri dari Dea Guru, seorang pemuka Islam yang terkenal shaleh. Baliau adalah saudara dari DeaMeraja, pemimpin desa Kalijaga. Dea Guru dan Dea Meraja menolak lamaran itu karena sudah dijanjikan bantuan oleh Raja Amir dari Desa Mamben dan Raden Kardiyu dari Korleko bila nantinya diserang oleh Mataram.Anak Agung Gde Ngurah berkirim surat kepada Dea Gurudan Dea Mraja untuk datang ke Mataram, tetapi undangan itu ditolak, karena datang ke Mataram berarti mati. Penolakan surat tersebut sangat menyakitkan hati raja. Maka siasat lamapun dijalankan, "Pecah dan Kuasai". 
  • Perlawanan KalijagaAtas berbagai pertimbangan, akhirnya surat pemanggilan tersebut dipenuhi. Maka diutuslah Raden Kardiyu dim Raden Amir ke Mataram. Sesampainya di Mataram, mereka diterima oleh Patih Gusti Wanasara. Meskipun tanpa bukti, mereka dituduhmemberontak. Kemudian mereka diikat dan dibawa ke Sema(Kuburan Bali) untuk menjalani hukuman mati. Ternyata merekatidak mempan senjata. Gusti Wanara melaporkan kejadian yang sangat aneh ini kepada Raja. Rajapun mengampuni keduanya dengan syarat agar supaya mereka berdua bersedia menangkap Dea Raja dan Dea Guru dalam keadaan hidup atau mati. Demikianlah, Mamben dan Korleko pun menyerang Kalijaga. Namun serangan itu dapat ditahan oleh Kalijaga. Raden Amir dan Raden Kardiyu tersadar, bahwa mereka harus berpihak kepada Kalijaga. Akhirnya mereka pun berbalik melawan Mataram. Mereka berencana menyerang kedudukan Mataram di Pringgasela dengan beberapa strategi: -Dari Barat Daya dipimpin oleh Dea Mraja dibantu oleh Raden Kardiyu, Mamiq Lisah, Mamiq Putra, Pun Kebiandan Raden Nuna Darmasih.-Dari Arah Timur dipimpin oleh Dea Guru dibantu ol,eh Raden Amir, Pe Sumping, Mamiq-Dalu, Papuq Lokah, Amaq Kedian, Mamiq Mesir, dan Pe Rumah.Ketika peperangan berlangsung, RadenAmir dan RadenKardiyu ingat janjinya sehingga berbalik melawan Kalijaga. RadenAmir, Raden Kardiyu, Pe Sriyaman yang membela Mataram memukul mundur pasukan. Kalijaga untuk kemudian membakar Kalijaga. Dea Meraja dan puterinya Raden Muna Darmasih melarikan diri naik perahu ke Bima, sedangkan Dea Guru bersama putrinya, Dende Aminah dan beberapa orang pengiringnya bersembunyi di dalam sebuah goa di hutan Bungus Bawi, namun musuh dapat menemukannya, sehingga mereka dapat dibunuh.
F. MATARAM MENEGAKKAN KEKUASAAN
Sistem pemerintahari yangdigunakan pada masa itu adalah pemberian hak otonomi terbataskepada desa di wilayah Timur Juring. Setiap desa mengangkat para pemuka desa untuk memungut upeti dan pajak, tetapimereka mendapat pengawasanlangsung dari seorang Bali.Untuk memantapkan danmenegakkan kekuasaannya, Anak Agung membuat peraturan- peraturan sebagai berikut:
1. Peraturan tentang pertanahan.
2. Menghapus gelar "Raden" bagiorang Sasak.
3. Menghapus prasasti dan silsilah bagi orang Sasak. 
4. Memperluas perjudian sabung Ayam.  
5. Pembagianhartapeninggalandidasarkanpatriarkat(dalam pengertian bahwa jika seseorang meninggal dengan tidak mempunyai anak laki-laki, maka harta peninggalannya itumenjadi hak milik raja). 
6. Pemberian gelar "Jero" bagi pimpinan Sasak.7.Pemerasan tenaga kerja untuk pengabdian kepada raja.
G. RUNTUHNYA KERAJAAN MATARA
Atas kondisi tersebut, parapemuka SasakmemintapemerintahHindia-Belanda untuk ikut campur dalam menangarii perangLombok. Setelah menerima permintaan bantuan persenjataan bagirakyat Sasak, pemerintah Belanda mengirimkan utusannya untuk melihat secara langsung keadaan orang-orang Sasak. Dalam peninjauannya di Pulau Lombok itu, Liefrinck melaporkan keadaanyang sesungguhnya, yaitu terjadi berbagai penderitaan sepertiterjadinya bencana kelaparan dan wabah penyakit yang menimpaorang-orang Sasak.Laporan dari Liefrinck, utusan pemerintah Belanda tersebut,sangat berpengaruh atas pemerintahan dan kekuasaan Bali diLombok. Laporan ini ditanggapi dengan sangat teliti oleh pemerintahBelanda di Batavia. Belanda pun sangat perlu untuk ikut campur menyelesaikan perang Lombok.Belanda berupaya untuk mempertemukan orang Sasak danMataram, akan tetapi menemui jalan buntu. Akhirnya Belandamengeluarkan ultimatum yang memberatkan Mataram. Padamulanya Mataram menolak permintaan tersebut, akan tetapikemudian meminta menunda jawaban. Pihak Mataram selalumengulur-ulur waktu. Melihat gelagat tersebut, Belanda mendaratkan pasukannya di Ampenan. Maka man tidak mau, ultimatum tersebutharus diterima.Setelah itu, Belanda menggelar pasukannya danmemindahkan markasnya di tanah lapang di muka Pura Meru agar  pembicaraan berjalan cepat dan lancar. Belanda memaksa pihak Mataram untuk menandatangani surat perjanjian yang disaksikanoleh pemuka-pemuka Sasak. Jenderal Van Ham menemui para pemuka Sasak tersebut di Sisik Labuhan Haji, dan meminta merekaagar datang ke Cakranegara. Akan tetapi pemuka-pemuka Sasak menolak undangan tersebut. Setelah mendapat penjelasan secaralangsung dari Panglima pasukan, akhirnya para pemuka Sasak menyepakati untuk datang ke Mataram dengan mengirim dua orangutusan.Adapun isi perjanjian antara Mataram dan Belanda yangtertanggal 7 Juni 1843
M sebagai berikut: 
1. Mataram mengakui kedaulatan Belanda atas pulau Lombok.
2. Mataram tidak lagi melakukan hak adat tawan karang.
3. Mataram akan melindungi kepentingan perdagangan Belanda. 
4. Mataram tidak lagi kontak atau melakukan perjanjian dengan bangsa kulit putih lainnya. 
5. Sebagai imbalan-Mataram diberi hak otonomi penuh oleh Belanda dalam melaksanakan pemerintahan di Lombok.Kedatangan utusan Sasak tersebut justru meninggalkan permasalahan baru. Mereka justru meninggalkan tempat perundingandan memulai peperangan. Keadaan ini menyebabkan banyak pasukanBelanda meninggal, salah satunya Jenderal Belanda adalah JenderalVan Ham.Pada tahap selanjutnya, Belanda mengirim ekspedisi yangsempurna dan melakukan penyerangan terhadap Mataram dari berbagai penjuru. Serangan Pada tahun 1894 M tersebut berhasilmenghancurkan dan membakar puri hingga hampir rata dengantanah. Mataram kemudian dapat ditaklukkan.Peristiwa penting yang terjadi pada waktu itu ialahditemukannya keropak(naskah lontar) Desawarnama yang kemudianterkenal dengan nama Negarakertagama. Menurut Brandes, naskahini diketahui sebagai satu-satunya naskah yang berisi gambaran paling lengkap tentang kerajaan Majapahit.(Secara umum sebab-sebab kekalahan Mataram, akan dijelaskan pada Perang Lombok, Bab berikutnya)

PERANG LOMBOK  
A. LATAR BELAKANG PERANG LOMBOK 
Dikeluarkannya berbagai peraturan oleh kerajaan Mataram yang bertujuan untuk memantapkandan menegakkan kekuasaannya, telah membawa kesengsaraan dan penderitaan bagi rakyat Sasak. Adapun peraturan tersebut di antaranya:(1) peraturan tentang pertanahan, (2) MENGHAPUS GELAR "RADEN" BAGI ORANGSASAK, (3) MENGHAPUS PRASASTI DAN SILSILAH BAGI ORANG SASAK, (4)memperluas perjudian sabung ayam, (5) pembagian harta, peninggalan, (6) pemberian gelar "Jero" bagi pimpinan Sasak, (7) pemerasan tenaga kerja untuk pengabdian kepada raja.S ebelumnya, peperangan demi peperangan dilakukan oleh orang Sasak untuk menyerang orang Bali tetapi tidak pernah berhasil karena tidak ada persatuan. Peperangan tersebut adalah:1.Peperangan Praya I, yang dipelopori oleh keturunan Arya Banjar.2.Peperangan Kopang dengan gugurnya seorang pahlawan Sasak Mamiq Mustiasih, adik dari Mamiq Mustiaji.3.Peperangan Batukliang dengan gugurnya pemuka desa Batukliang Jero Ginawang.4.Peperangan Sakra yang dipimpin oleh Mamiq Nursasih dan TuanGuru Haji Ali.Peristiwa-peristiwa tersebut mengakibatkan kekuasaan Bali diLombok semakin melemah, karena di sisi lain mereka juga disibukkan dengan mengirim bala bantuan ke Karangasem Bali yang sedang berperang dengan kerajaan Klungkung.
B.PERLAWANAN PRAYA
Pada tanggal8Agustus 1891 M (2Muharram 1309 H)Mataram Guru Bangkol (Guru Ismail) bergerak menuju medan pertempuran di Pakukeling dekat Kediri. Adapun sebab-sebab pemberontakan Praya adalah: (1) pemerintahan Mataram semakinsewenang-wenang, (2) dendam sej ak Perang Praya I, (3)terbunuhnya seorang ulama bernama Guru yang oleh perbekel Bali diPraya tanpa kesalahan yang nyata. Dari sebab tersebut, yang palingmenyakitkan adalah sebab yang ketiga, ketika Guru Bangkolmeminta keadilan, ditolak oleh raja Mataram, maka diputuskan untuk mengangkat senjata.Pertempuran di Pakukeling, pasukan Guru Bangkol berhadapan dengan pasukan A.A. Made Karangasem, putra sulungAnak Agung Gde Ngurah Karangasem. Pada pertempuran tersebut pasukan Bali dengan persenjataan yang lengkap dapat menghalauGuru Bangkol sampai ke Praya (H. Lalu Lukman,2007). PasukanBali melanjutkan penyerangan, akan tetapi Praya telah dikosongkan.Semua pasukan mengungsi ke desa-desa di sekitamya, kecuali: GuruBangkol, Mami, Sapian, Haji Yasin, Mami' Diraja, Amaq Gewar,Amaq Semain, dan seorang lagi, Amaq Tombok yang tetapmempertahankan masjid Praya.Kota Praya tetap dikepung, namun ketujuh orang yangmenjaga masjid berganti-ganti untuk memerangi musuh yangmengepung masjid. Jika sudah lelah melayani musuh, lalu digantidengan yang lain. Selama berminggu-minggu orang Bali mengepungmasjid Praya, namun tidak dapat juga direbut. Orang-orang Balitidak berani maju dan selalu mengandalkan orang-orang Sasak yangmasih setia kepada mereka untuk menjadi pemuka dalam pertempuran.Sebuah keanehan terjadi, meskipun dikepung selama berminggu-minggu oleh pasukan Bali beserta bantuan pasukanSasak, mereka tetap tidak mampu menguasai Praya. Sebenarnya strategi yang dipergunakan oleh tujuh pahlawan tersebut adalahdengan membuat sebuah bubungan yang digerak-gerakkan olehorang-orang bersenjata, sehingga semuanya tampak bergoyangdahsyat.Akhirnya secara berangsur-angsur, rakyat yang telahmengungsi kembali memasuki kota untuk mempertahankan kotaPraya. Hal ini menimbulkan kecurigaan Anak Agung Made terhadapkesetiaan pasukan Sasak yang membantunya.Karena kesal, ia mengeluarkan ancaman: jika pemberontakanPraya selesai, maka semua Haji, semua Guru, dan semua pemukaSasak akan dimusnahkan. Sedangkan yang lainnya akandiseberangkan ke Bali dan ditempatkan di lereng-lereng gunung danhutan di Bali. Ancaman tersebut secara berturut-turut dilakukanterhadap:1.Praya.Memanggil Mamiq Ardita yaitu keluarga dari Guru Bangkoldengan tuduhan yang dibuat-buat kemudian disingkirkan.2Batukliang.Memanggil Mamiq Wirata (Jero Buru) keluarga MamiqGinawang karena tidak lagi dianggap setia kepada raja Bali, laludibawa ke Cakranegara dan semuannya dibunuh.3. Kopang.Mamiq Mustiaji dari Kopang dan Mamiq Mustiasih besertadua orang pengikutnya yang bernama Haji Husen alias GuruImam dan Jero Ginawa alias Mamiq Ramelah. Tetapi merekadapat meloloskan diri pulang kembali ke Kopang.4.Sakra.Tuan Guru Haji Ali dari Sakra, yang setia membantu Anak Agung Made dalam menyerang Praya, tetapi beliau mampumeloloskan diri pulang ke Sakra.
C. PERSATUAN SASAK 
Kegagalan-kegagalan yang selama ini dialami oleh rakyatSasak ternyata karena memang belum adanya persatuan. Melalui perundingan di Kopang akhirnya mereka mau bersatu untuk menata dan menyusun strategi serta melakukan perlawanansecara menyeluruh terhadap kekuasaan Bali. Para pemuka Sasak yang mengadakan pertemuan di desa Kopang dan sekaligus bertanggungjawab atas wilayahnya antara lain:1. Mamiq Mustiaji dari Kopang.2. Guru Bangkol dariPraya.3. Mamiq Ginawang*dariBatuliang.4. Mamiq Nursasih dariSakra.5. Raden Melaya Kusumadari Masbagik.‡6. Raden Wiranom dariPringgabaya.Dalam musyawarahtersebut diputuskan untuk membantu Praya dan mengangkat. TuanGuru Haji Ali Batu dari Sakra sebagai panglima perang. Kemudian para pemuka Sasak mengalihkan perhatian Anak Agung memperluasmedan perang, bukan saja di kota Praya. Aturan penyeranganditetapkan sebagai berikut:
1.Penyerangan ke Pringgarata dilakukan oleh pasukan Masbagik,Rarang dan Kopang. Pertempuran pun berkecamuk di sebelah barat Pringgarata, di desa Sintung. Di desa Sintung tersebutPewanga Anak Agung dan pengiringnya diserang sampai kocar-kacir. Tetapi Anak Agung dapat meloloskan diri., Sebuah pecanangan direbut oleh pasukan Kopang yang dipimpin olehHaji Abas, lalu dibawa ke Kopang sebagai bukti.
2.Penyerangan pasukan Bali di Praya ditangani oleh pasukan Sakradi bawah pimpinan Tuan Guru Haji Ali. Setelah berhasil merebutPuyung, tepatnya di desa Peku Keling dekat Kediri, Tuan GuruHaji Ali terluka. Beliau lalu dibawa kembali ke Sakra. Anak Agung berhasil meloloskan diri ke Narmada. Semua orang Bali ditugaskan oleh Anak Agung menjadi pengamat dan pengawas di setiap desa. Semua orang dibunuh, kecuali beberapa penduduk desa yang karena hubungan baik dibiarkan tetap hidup, namun haru~,meninggalkan desa itu.Pihak Bali di Lombok kemudian mendatangkan sebanyak 1.200 orang dibawah pimpinan Gusti Jelantik, putra dari RajaKarangasem Bali. Pasukan inilah yang balik menyerang dengar.Menguasai desa demi desa hingga jauh masuk ke Timur Juring,kecuali Praya yang sulit dijebol. Serangan juga diarahkari sampai keMujur dengan sasaran akhir Sakra. Sedangkan di sebelah utara, prajurit Mataram memporak-porandakan Mantang, Kopang, Rarang,Suradadi hingga ke Kotaraja dengan sasaran akhir Masbagik danPringgabaya. Akibat serangan pasukan Bali ini, seorang pahlawanSasak yang bernama Mamiq Mustiasih, adik dari Mamiq Mustiajigugur. Setelah itu pertempuran agak mereda, namun masing-masing pihak tetap dalam keadaan waspada.Dengan luasnya wilayah yang terlibat sehingga peperanganini disebut Perang Lombok Pada masa ini penderitaan panjangdialami oleh masyarakat Sasak. Sawah ladang terbengkalai. sehinggaterjadi kekurangan bahan makanan dan kelaparan pun terjadidimana-mana.
D.MEMINTA BANTUAN
Dalam pertemuan pemuka-pemuka Sasak di Kopang tanggal9 Desember 1891 M (bulan ketujuh Jumadil Awal 1
309 H) jugamemutuskan untuk minta bantuan persenjataan ke Belanda yang adadi Bali, karena terbukti bahwa pihak Mataram melakukan kontak dengar Inggris di Singapura untuk pembelian senjata dalam melawanorang-orang Sasak. Adapun sura tersebut ditandatangani padatanggal 9 Desember 1891 M oleh ketujuh pemuka Sasak yaitu DjeroMudtiadji, dari Kopang, Guru Bangkol dari Praya, Mamiq Noersasihdari Sakra, Mamic Ginawang dari Batukliang, Raden Ratmawa dariRarang, Mamiq Wiranom dari Pringgabaya dan Raden MalayaKoesoema dari Masbagik Surat tersebut semakin memperkuat alasan Belanda untuk ikut campur menyelesaikar permasalahan di Lombok. Akan tetapi pihak Belanda di bawah pimpinan GGMC. Pijnacker Hordijk tidak dapat berbuat apa-apa. Hal itu disebabkan oleh beberapa hal:
1.Padahal perjanjian 7 Juni 1843M menyatakan bahwa "pulauSelaparang adalah milik dan kepunyaan Gubernemen Belanda".
2Sibuk menghadapi perang Aceh dan takut kepada Inggris.Sementara pelanggaran-pelanggaran pihak Mataramdibiarkan seperti:1.Tahun 1891 M Mataram mengirim bantuan ke Bali untuk membantu Karangasem melawan Klungkung tanpa pemberitahuan Gubernur Jenderal.2Pemberontakan2Agustus 1891 M tidak dilaporkan olehMataram kepada Belanda.3. Februari 1892M, kontrolir Liefrinck bermaksud datang keMataram, tetapi ditolak oleh raja.4.Anjuran Belanda supaya Mataram tidak mengimpor senjatadengan menggunakan kapal laut tidak dihiraukan.5.Mei 1982M residen Bali dan Lombok datang ke Lombok meminta keterangan tentang pengaduan orang Sasak ditolak olehraja. .6.Raja Mataram berusaha agar Inggris turut campur ke dalammasalah kontrak tahun 1843M. Kemudian kembali lagi Belandaikut campur tahun 1893M yang diwakili oleh Hordijk untuk mendamaikan rakyat Sasak dengan Mataram. Tetapi ditolak olehMataram. Kali ini Raad van Indie marah dan menempuh jalankekerasan.Kontrolir Liefrinck kemudian mengambil inisiatif denganmendarat lewat Labuhan Haji (sebuah pantai di sebelah selatanLombok Timur). kemudian melaporkan bahwa:1.Di Lombok rakyat Sasak terancam kelaparan.2Aktivitas penyerangan dari rakyat Sasak sudah berkurang danhanya bertahan di pos masing-masing. 3Pos-pos rakyat di Praya setiap hari mendapat serangan dariMataram sementara rakyat kelaparan.4.Pemimpin-pemimpin dan rakyat Sasak telah bertekad tidak akanmenyerah terhadap Mataram.5.Di pihak A.A. Made bertekad sehabis perang akan membunuhsemua pemimpin Sasak terkemuka dengan keluarganya serta parahaji agar tidak ada yang menganjurkan pemberontakan.6.Menurut Liefrinck rencana A.A. Made pasti akan dilaksanakan,terbukti dengan pemanggilan dua orang pemuka Sasak dibunuholeh A.A. Made.
E.TUNTUTAN BELANDA
Mengetahui laporan tersebut, Gubernur Jenderal memutuskanuntuk ikut campur yang tidak dapat ditunda lagi. Pada tanggal22 Mei 1894 M, Gubernur Jenderal mengirim surat kepada menterikoloni Bergsma bahwa Belanda akan campur tangan untuk memperbaiki nasib rakyat Sasak. Akan tetapi sebelum menggunakankekerasan Gubernur Jenderal Van Der Wijck memerintahkan residenBali dan Lombok untuk menuntut Mataram sebagai berikut:1.Raja Mataram minta maaf dan menyatakan penyesalannya atas perbuatan raja yang tidak senonoh kepada Gubernur Jenderal.2Raja Mataram akan menuruti perintah Gubernur Jenderal dengantepat 3Penerimaan campur tangan dalam keadaan yang rumit diLombok.Berdasarkan laporan dari J.H. Liefrinck, Gubernur Jenderal diBetawi memerintahkan residen di Singaraj a untuk datang sendiri keMataram membawa surat tuntutan (ultimatum) yangkeberangkatannya terjadi pada tanggal 27 Mei 1894 M. Upaya perundingan yang diprakarsai oleh Belanda untuk mempertemukanorang Sasak dengan Mataram Berakhir buntu. Orang-orang Sasak meminta orang-orang Bali dipulangkan ke negerinya. Kemudian pada tanggal 9 Juni 1894 M residen menyerahkan tuntutan yang bunyinya:
1.Permintaan maaf yang sebesar-besarnya atas sikap yang kurang pantas yang selalu diambil terhadap Gubernemen dan petugas- petugasnya.
2.Jaminan terhormat, agar pemerintah kerajaan (Vorsten Bestuur)selalu ditaati pihak Mataram. Pihak Mataram harus mengikutisegala "perintah dari Gubernur Jenderal sebagai pelaksana dari pemerintah atas seluruh Hindia Belanda, di mana Lombok termasuk bagian dari kekuasaannya.
3.Anak Agung Made diminta untuk bertanggungjawab dan bersedia untuk diasingkan ke pulau lain.
4.Menggunakan perantara residen untuk mengakhiri kekacauan diLombok dan berjanji akan tunduk dibawah peraturan yangdikehendaki oleh residen, demi kepentingan tugas.
5.Peletakan jabatan raja yang sudah tua digantikan oleh penggantinya yang sah.
6.Kesediaan untuk melaksanakan penandatanganan kontrak politik yang baru, sesuai dengan kehendak Gubernur Jenderal.
7.Pembayaran semua ongkos ekspedisi.Tuntutan-tuntutan tersebut di atas harus dijawab oleh rajadalam waktu
3hari. Pada tanggal 11 Juni 1894 M, raja meminta penundaan jawaban dalam waktu yang tidak terbatas. Permintan iniditolak pihak Belanda, karena pada tanggal 13Juni 1894 M, residen berangkat meninggalkan Lombok dan kembali ke Singaraja dengantidak membawa hasil apapun. Belanda kemudian mengirimkan pasukan untuk memerangi kerajaan Mataram di Lombok. Dalam bulan agustus 1894 M, Belanda mengirimkan kapal perang-dengan pasukan bersenjata lengkap di bawah pimpinan Jenderal Van Ham, para perwira kebanyakan terdiri dari orang-orang Belanda,sedangkan serdadunya terdiri dari orang Jawa, Ambon dan Manado.
F.TERBUNUHNYA ANAK AGUNG MADE
Dalam keadaan siap gempur tersebut, pasukan Belandaditurunkan dari kapal ke pantai sebelah utara Ampenan, di sekitar Pondok Prasi. Sedangkan para pemimpinnya menghadap raja dengan permintaan supaya.pihak kerajaan takluk dan menandatangani surat penyerakan. Melihat kekuatan pihak Belanda yang tidak mungkinterkalahkan, maka raja terpaksa menyetujui untuk berdamai, dengansyarat diantaranya bahwa pihak Belanda masih mengakui kedaulatankerajaan Mataram atas Pulau Lombok. Kerajaan Mataramdibebankan ganti rugi sebesar 1 juta Gulden, sedangkan penyerahanAnak Agung Made Karang Asem tidak terlaksana karena ketikaterjadi pergolakan politik itu ia meninggal dunia.Berita tentang kematian Anak Agung Made sendirimengandung teka-teki sampai kini. Di masyarakat beredar beberapaspekulasi tentang kejadian yang menyebabkan tewasnya anak rajayang saat itu menjadi incaran Belanda tersebut. Berikut akandiuraikan secara garis besar beberapa versi tersebut :
1. Anak Agung Made telah melakukan Gamia Gamana (melakukanhubungan badan dengan salah satu anggota keluarganya), makamenurut hukum kerajaan mereka harus dihukum mati, meskipun pelakunya anggota keluarga raja.  
2.Menurut Belanda dalam buku "Lombok Expeditie" tulisan W.Cool tahun 1896 M, bahwa Anak Agung Made tewas karenaterbunuh dengan keris.
3.Anak Agung Made Karangasem, tidak rela diserahkan keBelanda, karena ia adalah seorang kasta ksatria, maka lebih baik mati. la diduga bunuh diri.Dengan demikian terjadilah perdamaian itu, maka kedua belah pihak bersepakat untuk mengadakan upacara peringatan yang juga dihadiri oleh pemuka-pemuka Sasak yang dilangsungkan padatangga126 Agustus 1894 M. Pasukan Belanda yang diturunkan darikapal membuat perkemahan di sebelah barat Karang Jangkong dansebagian menduduki posisi di tanah lapang di muka Pura Meru yang berhadapan dengan Puri Ukir Kawi di Cakranegara.
G.SEBAB KEKALAHAN MATARAM
1.Mulai tumbuh kesadaran di kalangan orang Sasak akan pentingnya makna persatuan.
2.Sejak terjadi peperangan antara Mataram-Sasak, kerajaanMataram tidak pemah mendapat bantuan secara tulus dari para pendukungnya.
3.Pada akhir pemerintahan raja tua, A.A. Gde Ngurah Karangasemtidak mampu mengendalikan salah seorang anaknya, A.A. Made,yang terlalu memburu harta. Sedangkan putra mahkota, A.A.Ketut Karangasem, tidak berdaya.
4.A.A. Made dan A.A. Ketut Karangasem merasa malu. Kenyataan bahwa ketika perang di Praya selama tiga bulan melawan tujuhorang saja mereka tidak mampu menang, padahal pihak Matarammenggunakan berbagai persenjataan modem, hal itu menurunkanmoral pihak Mataram.
5.Orang-orang Sasak yang membantu Bali tergetar hatinya uanruntuh moralnya ketika mendengar kumandang jihad fisabilillah.Akibatnya banyak orang Sasak yang berbalik haluan danmembangun Sasak bersatu.
6.Orang Sasak keberatan dikirim berperang melawan KlungkungBali.
7.Dalam beberapa peperangan yang mendatangkan malapetaka, pihak Mataram selalu meminta bantuan dari Bali. Di sisi lain, diBali sendiri terjadi perang antar kerajaan.
8. Jasa jasa baik Belanda untuk menawarkan perdamaian ditolak oleh Mataram.